Selasa, 21 Agustus 2012

Permainan Kekean

Narasumber  :
Widji Santoso, Mojokerto

Kekean merupakan permainan olahraga tradisional yang dilakukan oleh kalangan anak-anak hingga remaja dengan menggunakan sebuah alat gasing, dan biasanya dilakukan oleh kaum pria. Permainan ini berkembang sangat baik di sebuah daerah Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Sebenarnya, permainan gasing seperti Kekean ini tidak asing di semua Wilayah Indonesia. Hampir semua anak laki-laki pernah mengetahui bahkan melakukan alat gasing secara mahir. Namun, sedikit berbeda dengan permainan Kekan ini walaupun jenis permainan ini menggunakan sebuah alat gasing sebagaimana yang dimainkan oleh kebanyakan anak-anak dan remaja.

Alat Gasing adalah berbentuk bulat yang terbuat dari kayu dengan ukuran tertentu, dan cara bermaiannya adalah dengan memutar gasing tersebut dengan seuah utas tali. Gasing tersebut dapat berputar karena di ujung bawah alat tersebut terdapat logam runcing yang menyatu dengan gasing. Kemampuan berputar dari masing-masing gasing sangat bergantung dari kemahiran se pemain. Semakin mahir, tentunya perputaran alat gasing tersebut semakin cepat dan lama.


Permainan gasing seperti yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja desa Watesprojo sudah semakin punah. Kegemaran anak-anak sekarang sangat berbeda, mereka lebih asyik bermain play station atau permainan-permainan elektrinik lainnya yang bagi mereka lebih menantang. Tetapi berbeda dengan situasi di desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Permainan tradisional dengan menggunakan alat gasing ini menjadi kegemaran anak-anak dan remaja di daerah tersebut.

Pemain kekean, biasanya dilakukan oleh  anak laki-laki dan para remaja pria yang berumur 9 – 16 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemain dapat juga dilakukan oleh orang dewasa, permainan inipun sering dilombakan pada acara-acara yang bersifat tradisi, kekean dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak adalah 4 (empat) orang pemain, permainan kekean ini tidak dimaikan secara beregu atau tim tetapi permainan ini dimainkan secara perorangan. Masing-masing pemain akan memperebutkan posisi atau gelar yang menentukan urutan pelemparan kekean, posisi atau gelar yang diperebutkan mulai dari bawah adalah MBOTEK ATAU PRAJURIT, PATIH, RATU dan RAJA, untuk menetukan posisi atau gelar maka diadakan undian bagi pemain, dengan cara melemparkan kekean secara bersamaan, dimana kekean yang berputar tidak lama (berhenti berputar paling cepat) maka dia akan menempati posisi atau gelar sebagai Mbotek, kekean pemain yang berhenti berputar kedua dia akan menempati posisi sebagai Patih, kekean pemain yang berhenti berputar ketiga  dia akan menempati posisi sebagai Ratu dan kekean yang berhenti terakhir maka dia akan menempati posisi sebagai Raja. 

Setelah para pemain menempati posisi atau gelar masing-masing, maka posisi atau gelar yang terbawah atau Mbotek melakukan pelemparan pertama yang disebut dengan istilah SOGO (Memberi umpan), apabila sogo telah dilakukan dan kekean milik Mbotek berhenti berputar sebelum pemain berikutnya melakukan pelemparan maka istilah ini disebut dengan LUR sehingga Mbotek harus melakukan pelemparan ulang atau memberi sogo ulang. Setelah Mbotek melakukan sogo kedua, maka giliran Patih yang melemparkan kekean miliknya dan harus mengenai kekean milik Mbotek ini disebut dengan istilah DITUJU, apabila kekean milik patih tidak mengenai kekean milik Mbotek maka secara otomatis Patih akan turun derajatnya menjadi Mbotek dan Mbotek akan naik derajatnya menjadi Patih maka pelemparan ulang akan dilaksanakan dari awal, akan tetapi apabila kekean Patih mengenai kekean Mbotek  dan kedua kekean tersebut berhenti berputar sebelum kekean milik Ratu dilemparkan maka terjadi DRAW, selanjutnya antara Mbotek dan Patih akan diadakan undian JET untuk memperebutkan posisi atau gelar Patih. Ada beberapa istilah JET dalam permainan ini yaitu JET SABYONG, JET SHOLAT  dan JET HIDUP.

Mbotek akan menawarkan kepada Patih untuk memilih undian Jet apa yang diinginkannya, apabila Jet Sabyong maka antara Patih dan Mbotek akan mengadu kekeannya mereka secara anteng-antengan ayau lama-lamaan berputar dan tidak dibenturkan, kekean yang berputar paling lama maka dia akan menempati posisi atau gelar Patih, apabila Patih memilih undian Jet Sholat maka pemenang akan ditentukan oleh posisi kepala kekean, yang mana pada saat kekean berhenti berputar kepala kekean akan menghadap kearah barat atau kiblat maka dia adalah pemenangnya, serta undian terakhir yaitu Jet Hidup yang mana kekean Patih dan Mbotek akan diadu dan dibenturkan, kekean yang berputar paling lama setelah benturan tersebut maka dialah yang menempati posisi Patih.

Setelah kekean Patih mengenai kekean Mbotek maka selanjutnya Ratu melakukan pelemparan yang dituju adalah kekean milik Patih, jika kekeam milik Ratu berhenti berputar bersamaan setelah mengalami benturan maka antara Ratu dan Patih akan diundi seperti yang terjadi antara Mbotek dan Patih, undian ini juga berlaku bagi Raja. Apabila kekean Mbotek, Patih dan Ratu tidak mengalami kendala atau masalah maka giliran selanjutnya Raja yang melemparkan kekeannya dan yang dituju Raja adalah kekean milik Ratu. Dalam permainan ini masing-masing pemain dituntut kejujuran serta sportifitas yang tinggi, bukan hanya itu, para pemainpun dituntut untuk jitu dalam melemparkan kekeannya kearah yang dituju serta dituntut mempunyai tenaga yang kuat untuk melemparkan kekean miliknya dan hal lain yang dituntut dalam permainan ini adalah sportif serta menghormati pemain yang gelar atau posisinya lebih tinggi. Setelah semua telah mendapat giliran dan perlombaan ini telah berakhir maka pertandingan akan dimulai dari awal lagi, kosekwensi dalam pertandingan ini tergantung dari perjanjian para pemain yaitu bisa yang kalah dalam pertandingan ini  menggendong yang menang atau lainnya.

Kekean mempunyai bentuk yang bervariasi seperti besar, kecil, lonjong maupun bulat dan ukuran kekean tergantung dari keinginan para pemiliknya, semakin besar ukuran kekean maka tenaga yang dikeluarkan untuk melempar semakin banyak, tetapi keuntungan yang didapat dari bentuk kekean yang besar adalah kestabilan yang di dapat jauh lebih stabil dalam berputar sedangkan kekean kecil tidak membutuhkan tenaga yang besar atau banyak tetapi kestabilan kekean kecil kurang dibandingkan kekean yang besar.

Kekean mengalami inovasi dari bentuk, bahan, ukuran hingga warna yang dibuat lebih menarik. Bahan yang digunakanpun semula berbahan dasar kayu karena perkembangan jaman, ada pula ditemukan kekean yang terbuat dari bahan dasar plastik. Didaerah Jawa Timur sebagian daerah masih menggunakan bahan kayu, Kayu yang baik dugunakan sebagai kekean adalah kayu pohon Pete, kayu pohon Jambu Biji, kayu pohon Waru dan lain-lain, karena dari pohon ini diharapkan kekean akan kuat tidak mudah pecah serta ringan, untuk menambah kekuatan pada kekean adalah dimana ujung ekor dan ujung kepala kekean tersebut diberi paku, pada bagian ujung ekor kekean biasanya paku berujung lancip dipasang, hal ini untuk mempermudah agar kekean tersebut berputar di tanah dengan maksimal serta ujung lancip paku tersebut diharapkan dapat memecahkan kekean lawan. Sedangkan pada kepala kekean diberi paku payung, ada beberapa keuntungan apabila kepala kekean diberikan paku payung, yaitu agar pada saat pelemparan kekean, tali tidak gampang atau mudah terlepas sehingga perputaran kekean dapat dibalik pada saat pelemparan, kepala kekean yang berpaku payung dihadapkan pada posisi keatas, hal ini dimaksud untuk membuat kekean lawan yang akan diarahkan pada kekean kita mengalami keretakan, cacat atau pecah.

Hal inipun terjadi pada tali pelontar pada kekean yang semula dari pelepah pohon pisang yang dikeringkan dan di anyam seperti tali, namun kini mengalami perubahan, tali yang sekarang digunakan adalah berupa tali nylon atau sumbu kompor, ukuran serta panjang tali masing-masing tergantung dari keinginan pemain, tidak ada ketentuan yang mengatur hal tersebut. Pemasangan tali kekean ditanganpun mempunyai beberapa cara, salah satu yang terlihat didalam gambar, tetapi ada juga yang mengunakan cara yang bervariasi tergantung dari pemain yang merasa nyaman untuk mengkaitkan ke tangan mereka. Hal ini untuk mempermudah pemain melakukan pelemparan kekean dan mendapatkan pelemparan yang maksimal serta tali yang terikat di tangan tidak mudah terlepas.

Permainan tradisional kekean ini tidak membutuhkan tempat/lapangan yang luas, tetapi dengan ukuran tanah lapang panjang 5 meter dan lebar 5 meter serta tidak berumput maka permainan ini dapat dilakukan, tak jarang permainan inipun dilakukan di halaman rumah atau persawahan yang telah selesai di panen. Di daerah Mojokerto permainan ini telah dikenal hampir seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi sering dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka berangsur-angsur permainan ini sedikit demi sedikit telah terlupakan dan digantikan dengan permainan Play Station serta beberapa permainan yang berbasis Komputer atau IT, tidak dapat dipungkiri lagi dengan sarana teknologi serta permainan-permainan komputer yang terus-menerus berinovasi merambah desa, sehingga ketertarikan anak-anak atau remaja semakin tinggi dengan permainan-permainan tersebut.

Karena hal tersebut diatas maka seluruh permainan tradisional di Indonesia khususnya di Jawa Timur mulai dilupakan, ironisnya lagi aturan serta peralatan dari kebanyakan permainan tradisional hanya diketahui oleh orang-orang tua, sedangkan anak-anak serta remaja banyak yang tidak mengetahui hal ini. Dengan berpegang dengan Undang-undang Nomor  3 tahun  2005 serta Peraturan Menegpora Nomor : PER. 0015/MENPORA/II/2007, kita semua mempunyai kewajiban yang sama untuk ikut menggali dan mengembangkan olahraga tradisional, tidak hanya di daerah Jawa Timur tetapi seluruh Indonesia.

Selamat Mencoba !!!

3 komentar:

  1. Identitas yang sudah mulai pudar, mungkin banyak orang Jawa yang sudah tidak mengenal permainan kekean ini.

    Teringat kalau anak gak mau diam yang selalu hyper activ, ditegur oleh orang tua dengan kalimat : "muter wae koyok kekean"

    Salam Rahayuu

    BalasHapus
  2. Melihat cara bermain dan alat yang digunakan ...sangat mirip dengan permainan Gasing yang ada di Kalimantan Timur....
    jika di Jawa dinamakan Kekean.. maka di kalimantan Timur Permainan ini dinamakan Gasing Berajaan...
    Pertandingan Gasing Kutai Berajaan sampai saat ini masih tetap dilestarikan. Event Gasing Kutai Berajaan ini bisanya dimainkan pada Event ERAU di kota Tenggarong, Kutai Kartanegara. Peringatan HUT Kabupaten Kutai Timur, Peringatan HUT Kabupaten Kutai Barat..maupun peringatan Acara- Budaya lainnya Gasing selalu dipertandingkan.. Pada Acara FORNAS FORMI tahun 2017 yang lalu Gasing juga dipertandingkan di Banjarmasin. Gasing Kutai Kalimantan Timur juga ikut ambil bagian dalam event tersebut.

    BalasHapus
  3. NEW PROMO S1288POKER PROMO CASHBACK DEPOSIT 10% S1288POKER KHUSU BULAN JANUARI 2019
    YUK GABUNG UNTUK INFO LEBIH LANJUT SILAKAN HUBUNGI KONTAK DI BAWHA INI

    PIN BBM : 7AC8D76B
    WA : 08122221680

    BalasHapus