Penulis : Biasworo Adisuyanto Aka
Atraksi ini ditulis pada saat acara pembukaan
Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional tahun 2010 di Ambon, Maluku Utara
Bamboo
Gila merupakan atraksi permainan olahraga tradisional asli rakyat Ambon,
Maluku. Bamboo Gila merupakan pertunjukan olahraga tradisional yang sangat
terkenal dikalangan masyarakat Kota Ambon, bahkan hampir seluruh masyarakat
Maluku mengenal jenis olahraga tradisional ini.
Jumlah
personil dalam permainan olahraga tradisional Kota Ambon ini adalah sebanyak 11
orang. Tujuh orang sebagai pemegang dan pengendali kegilaannya bamboo.
Sementara tiga orang lainnya berperan sebagai pembaca do’a dan memberikan
menyan kepada bamboo tersebut, sedangkan satu orang berikutnya terlihat membawa
tabuh di tangan kiri dan pukul tabuh di
tangan kanannya, sambil mengamati dari kejauhan.
Permainan
bamboo gila sangat kental dengan unsur mistik. Karena dalam pelaksanaannya,
sepotong bamboo inilah yang memegang peran sangat besar. Adapun ketujuh orang
yang membawa bamboo dengan cara menghimpit diantara kedua lengan mereka,
fungsinya hanya untuk mengendalikan bamboo. Semula, bamboo ini tidak memiliki
kekuatan sama sekali. Namun dengan bacaan do’a-do’a dan memberikan kemenyan
oleh tiga orang kepada bamboo tersebut, sedikit demi sedikit bamboo tersebut
bergerak kuat kesegala arah.
Ketujuh
orang yang menghimpit bamboo tersebut dengan kedua lengannya berusaha mengendalikan
arah kemauan bamboo yang semakin lama semakin kuat bergerak tidak terkendali.
Permainan
ini tidak sekedar terlihat menarik untuk ditonton, tetapi juga sangat
menakutkan. Penonton yang semula berani melihat secara dekat, semakin menjauh
dan merasa khawatir dengan amukan bamboo tersebut yang semakin menggila. Namun
demikian, tujuh orang yang memegang bamboo tersebut berupaya sekuat tenaga
berupaya mengendalikan amukan bamboo tersebut agar tidak mengarah kepada kepenonton.
Pertunjukan
ini semakin lama semakin menakutkan seluruh pengunjung yang berada
disekitarnya. Apalagi bamboo tersebut secara terus menerus diberi semacam
jampi-jampi dan asap kemenyan. Bamboo tersebut semakin sulit dikendalikan.
Namun
ketujuh orang sebagai pengendali bamboo tidak mau menyerah begitu saja. Dengan
upaya maksimal, ketujuh orang tersebut berupaya menahan dengan sekuat tenaga
bahkan beberapa orang dari ketujuh orang tersebut sampai terjatuh dan terlihat
hampir tidak kuat mengendalikan amukan bamboo gila tersebut.
Ketika terlihat kekuatan dari ketujuh orang
pengendali tersebut semakin melemah. Ketiga orang pembawa kemenyan berupaya
mengakhiri kekuatan bamboo tersebut dengan bacaan jampi dan mengakhiri
pemberian kemenyan kepada bamboo tersebut. Pada akhirnya, pertunjukan bamboo
gila ini diakhiri dengan tersungkurnya ketujuh orang pengendali bamboo tersebut
ke tanah secara bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar