Olahraga tradisional merupakan
permainan asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik
tradisional. Permainan rakyat yang berkembang cukup lama ini perlu
dilestarikan, karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan
interaksi sosial, olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan
kualitas jasmani bagi pelakunya.
Olahraga tradisional semula
tercipta dari permainan rakyat sebagai pengisi waktu luang. Karena permainan
tersebut sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar,
maka permainan tersebut semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat
sekitar. Permainan ini dilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai
dengan dewasa, sesuai dengan karakter permainan yang dipakai. Beberapa
permainan rakyat yang sudah cukup dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia dan menjadi olahraga tradisional adalah seperti egrang, terompah
panjang, patok lele, gobak sodor
(hadang), sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik tambang, benteng,
dagongan, panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu, lompat batu nias,
karapan sapi, dan lain-lain.
Olahraga tradisional merupakan salah satu peninggalan
budaya nenek moyang yang memiliki kemurnian dan corak tradisi setempat. Indonesia
dikenal memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun
seiring dengan semakin lajunya perkembangan teknologi di era globalisasi ini,
kekayaan budaya tradisional semakin lama semakin tenggelam. Semuanya mulai
tenggelam seiring dengan pengaruh budaya asing, maraknya permainan playstation, game watch, computer game,
dsb.
Tenggelamnya budaya permainan tradisional tersebut
tentunya merupakan suatu keprihatinan bagi kita semua. Jika generasi saat ini
tidak berusaha melestarikan maka lambat laun budaya tradisional akan semakin
tenggelam dan suatu saat akan punah, sehingga identitas bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang berkebudayaan tinggi akan hilang.
Penyebab tenggelamnya budaya tradisional tersebut tentunya
terdiri dari berbagai macam, seperti :
1) Kurangnya
sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat;
2) Tidak
adanya minat masyarakat untuk menggali kekayaan tradisional;
3) Tidak ada minat melombakan secara berjenjang,
berkelnajutan, dan berkesinambungan.
Sejak digulirkannya Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, perhatian pemerintah untuk memunculkan dan melestarikan serta mengembangkan kembali budaya permainan tradisional sudah semakin terlihat. Hal ini, terlihat pada saat digelarnya acara pemubukaan sebuah event olahraga nasional, selalu ditampilkan di antara atraksi lainnya adalah salah satu jenis olahraga tradiisonal ditampilkan. Bahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, sudah menggulirkan dua (2) program kegiatan unggulan tingkat nasional, yaitu Festival Olahraga Tradisional dan Invitasi Olahraga Nasional. Kedua even skala nasional ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali secara bergantian. Untuk Festival jatuh pada tahun genap dan Invitasi dilaksanakan pada tahun ganjil.
Dua event olahraga tradisional skala nasional ini memiiki karakteristik permaina budaya yang berbeda. Festival Olahraga Tradisional merupakan kegiatan yang bersifat pertunjukan dan memilki unsur cerita rakyat asli daerah setempat, yang di dalamnya penyajian materi pertunjukannya harus memiliki komponen penilaian dari unsur pendidikan, unsur olahraga, unsur relegius, dan unsur budaya asli daerah setempat. Dari keempat unsur komponen penilaian tersebut, yang memiliki prosentasi tertinggi adalah dari unsur olahraga yaitu 60 %.
Berbeda dengan Invitasi Olahraga Tradisional, merupakan bentuk permainan yang dilombakan, artinya peserta yang satu dengan peserta lainnya saling berlomba untuk menjadi pemenang. Beberapa permainan olahraga tradisional ini yang telah dibakukan di tingkat nasional adalah seperti, permainan egrang, terompah panjang, hadang (gobak sodor), dagongan, tarik tambang, gebuk bantal, dan masih banyak lainnya.
Sampai dengan tahun 2012 ini, pelaksanaan Festival Olahraga Nasional Tingkat Nasional sudah akan yang ke tujuh kalinya, sedangkan untuk kegiatan Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat Nasional sudah dilaksanakanyang ke tiga kalinya, yaitu terkahir dilaksanakan pada tahun 2011 di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Pada tahun 2012 ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga Tingkat Nasional akan melaksanakan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional di Ternate. Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sudah merencanakan kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 15 Oktober2012 di Ternate. Sebagaimana pelaksanaan tahuan 2010 yang lalu, peserta yang mengikuti event ini adalah perwakilan terbaik dari masing-masing permainan olahraga tradisional provinsi. Tiga puluh dua provinsi turut serta dalam festival ini, dan beragam aktivitas olahraga tradisional budaya asli daerah yang sempat tenggelam akhirnya bermunculan kembali. Dari kegiatan ini semakin terlihat bahwa kekayaan budaya bangsa Indonesia sangat luar biasa dan beragam.
Sejak digulirkannya Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, perhatian pemerintah untuk memunculkan dan melestarikan serta mengembangkan kembali budaya permainan tradisional sudah semakin terlihat. Hal ini, terlihat pada saat digelarnya acara pemubukaan sebuah event olahraga nasional, selalu ditampilkan di antara atraksi lainnya adalah salah satu jenis olahraga tradiisonal ditampilkan. Bahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, sudah menggulirkan dua (2) program kegiatan unggulan tingkat nasional, yaitu Festival Olahraga Tradisional dan Invitasi Olahraga Nasional. Kedua even skala nasional ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali secara bergantian. Untuk Festival jatuh pada tahun genap dan Invitasi dilaksanakan pada tahun ganjil.
Dua event olahraga tradisional skala nasional ini memiiki karakteristik permaina budaya yang berbeda. Festival Olahraga Tradisional merupakan kegiatan yang bersifat pertunjukan dan memilki unsur cerita rakyat asli daerah setempat, yang di dalamnya penyajian materi pertunjukannya harus memiliki komponen penilaian dari unsur pendidikan, unsur olahraga, unsur relegius, dan unsur budaya asli daerah setempat. Dari keempat unsur komponen penilaian tersebut, yang memiliki prosentasi tertinggi adalah dari unsur olahraga yaitu 60 %.
Berbeda dengan Invitasi Olahraga Tradisional, merupakan bentuk permainan yang dilombakan, artinya peserta yang satu dengan peserta lainnya saling berlomba untuk menjadi pemenang. Beberapa permainan olahraga tradisional ini yang telah dibakukan di tingkat nasional adalah seperti, permainan egrang, terompah panjang, hadang (gobak sodor), dagongan, tarik tambang, gebuk bantal, dan masih banyak lainnya.
Sampai dengan tahun 2012 ini, pelaksanaan Festival Olahraga Nasional Tingkat Nasional sudah akan yang ke tujuh kalinya, sedangkan untuk kegiatan Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat Nasional sudah dilaksanakanyang ke tiga kalinya, yaitu terkahir dilaksanakan pada tahun 2011 di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Pada tahun 2012 ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga Tingkat Nasional akan melaksanakan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional di Ternate. Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sudah merencanakan kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 15 Oktober2012 di Ternate. Sebagaimana pelaksanaan tahuan 2010 yang lalu, peserta yang mengikuti event ini adalah perwakilan terbaik dari masing-masing permainan olahraga tradisional provinsi. Tiga puluh dua provinsi turut serta dalam festival ini, dan beragam aktivitas olahraga tradisional budaya asli daerah yang sempat tenggelam akhirnya bermunculan kembali. Dari kegiatan ini semakin terlihat bahwa kekayaan budaya bangsa Indonesia sangat luar biasa dan beragam.
Thanks ya sob infonya ...............
BalasHapusbiro tiket pesawat
tahun 2013 akan diadakan nggak ???
BalasHapusmohon kejelasannya,,
Perlu disosialisasi terkait pentingnya olahraga tradisional ini pak.
BalasHapus________________
Bagi rekan-rekan yang pengen tau lebih detail mengenai Permainan Tradisional khususnya yang digunakan dalam proses pembelajaran di perkuliahan, silakan mampir di beranda saya hehe
[ Pengembangan Olahraga Tradisional ]