Selasa, 13 Oktober 2015

KEMENPORA RI Menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IX tahun 2014

Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber : 
Seksi Pelestarian & Pengembangan Olahraga Tradisional Dispora Provinsi Jawa Timur

Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menggelar kembali Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IX tahun 2014 di Area Vellodroom Lapangan Rawamangun Jakarta. Sebagaimana tahun 2012 yang lalu di Ternate, kegiatan serupa diikuti oleh 33 provinsi di seluruh Indonesia. Masing-masing provinsi menampilkan beragam budaya olahraga tradisional yang telah mereka gali di daerahnya. Melalui kegiatan festival ini, tergali beragam olahraga tradisional yang sudah terpendam cukup lama. Kekayaan budaya Indonesia terlihat pada gebyar penyelengaraan skala nasional seperti ini.

Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia telah melaksanakan kegiatan  Festival Olahraga Tradisional ini setiap tahun sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 di Bandar Lampung dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas XXII). Pada tahun 2007 diputuskan untuk setiap 2 (dua) tahun sekali yaitu setiap tahun genap. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada daerah untuk menggali olahraga tradisional yang benar-benar asli dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman Festival Olahraga Tradisional yang telah disampaikan kepada seluruh provinsi sejak festival pertama di Jakarta bahwa olahraga tradisional yang baru dan asli dari daerah yang diwakili.

Dikalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini olahraga tradisional sudah sangat awam bagi mereka, dan kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam olahraga tradisional ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda untuk meningkatkan jiwa cinta budaya bangsa juga dapat meningkatkan semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan menciptakan suasana ceria.

Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional tahun ini memberikan tema kegiatan “Melalui Festival Olahraga Tradisional Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa” dan dengan moto kegiatan “Satukan Perbedaan dan Tanamkan Persaudaraan”. Adapun jadwal kegiatannya sudah tertera secara jelas pada buku pedoman, bahwa acara ini akan diawali dengan kegiatan Technical Meeting pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul : 19.00 – 21.00.

Sebagaimana pelaksanaan tahun 2012 di Kota Ambon, panitia telah merencanakan agenda kegiatan Pawai Keliling Kota Ternate oleh masing-masing kontingen perwakilan provinsi sebelum pelaksanaan acara pembukaan. Acara pawai keliling ini direncanakan pada tanggal 13 Oktober 2012 pada pukul 08.00 – 09.00. Setelah itu, acara ceremonial pembukaan pada hari sabtu tanggal 13 Oktober 2012 pukul 14.30 di Lapangan Keraton Ternate (depan Kesultanan Ternate), Provinsi Maluku Utara. Kemudian selanjutnya akan digelar secara marathon pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional dari penampilan 33 provinsi sampai dengan keesokan harinya, minggu tanggal 14 Oktober 2012 di tempat yang sama.

Olahraga tradisional yang difestivalkan adalah olahraga tradisional yang belum dibakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dan belum pernah ditampilkan pada Festival Olahraga Tradisional sebelumnya dan merupakan upaya penggalian olahraga tradisional melalui pertunjukan alternative dan menarik kepada masyarakat. Penilaian pada kegiatan ini, akan tetap mengacu pada pedoman penyelenggaraan pada tahun 2002, yaitu meinitik beratkan pada permainan rakyat yang lebih mengutamakan penggunaan fisik sehingga dapat dikategorikan dalam jenis olahraga tradisional.

Unsur yang dinilai akan dititk beratkan kepada (1) mengandung unsure pendidikan (2) mengandung substansi olahraga tradisional (3) memiliki nilai gerak (4) memenuhi ketetntuan khusus. Adapun juri yang akan dilibatkan sebagai tim juri adalah berjumlah 10 orang berasal dari pusat yang telah memiliki kemampuan juri lewat pembekalan yang cukup. Dari hasil penelilaian, panitia akan memberikan penghargaan kepada para peserta, khususnya diberikan kepada (1) sepuluh peserta terpilih (2) pemberian plakat kepada seluruh peserta (3) dan pemberian piagam untuk seluruh peserta Festival.

Selamat dan semoga sukses…. Jaya Indonesia !!!!

KADISPORA Provinsi Jawa Timur Menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Jawa Timur Tahun 2013

Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka

Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provensi Jawa Timur menggelar kembali yang Festival Olahraga Tradisional Tingkat Provensi Jawa Timur tahun 2013 di Surabaya. Kegiatan ini merupakan agenda rutin Dispora Provensi Jawa Timur setiap dua tahun sekali, yaitu pada tahun ganjil. Kali ini merupakan kegiatan yang ke tiga  kalinya, yang sebelumnya pernah dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo tahun 2005 dan sempat fakum cukup lama hingga tahun 2011 baru terlaksana kembali di Kabupaten Probolinggo.

Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, pelaksanaan kali ini tidak hanya unsur perwakilan Kabupaten/Kota saja yang dilibatkan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur untuk turut berpartsisipasi menggali dan melestarikan olahraga tradisional. Respon perguruan tinggi sudah cukup luar biasa, ada enam peserta dari perguruan tinggi yang menjadi peserta diantaranya, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Malang, Ubaya Training Centre, dan Universitas Surabaya.

“Melibatkan perguruan tinggi ini merupakan keinginan Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Dr. Sugeng Riyono” kata Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Jawa Timur, Drs. Abd. Haris Ramadhan, MM disela-sela persiapan acara pembukaan di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. “Beliau sangat yakin akan potensi yang terkandung di masing-masing perguruan tinggi, bila dilibatkan  menjadi peserta di Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur tahun 2013 ini, akan tergali kembali budaya bangsa yang sudah terpendam dari mereka.” Tambah Haris sapaan lekat Abd. Haris Ramadhan.

Sebagaimana tahun 2011 yang lalu di Kabupaten Probolinggo, kegiatan ser upa hanya diikuti 9 Kabupaten/Kota dari 38 Kabupaten/Kota dan 6 Perguruan Tinggi yang ada di Jawa Timur. Masing-masing Kabupaten/Kota menampilkan beragam budaya olahraga tradisional yang telah mereka gali di daerahnya. Melalui kegiatan festival ini, tergali beragam olahraga tradisional yang sudah terpendam cukup lama. Kekayaan budaya Jawa Timur terlihat pada gebyar penyelengaraan skala daerah seperti ini.

Beberapa daerah Kabupaten/Kota dan Perguruan Tinggi yang menjadi peserta Festival Olahraga Tradisional se Jawa Timur tahun 2013 ini diantaranya adalah :
1.     Universitas Negeri Malang, dengan tema “Gulat Okol”;
2.     Kabupaten Jember, dengan tema “Legenda Watu Ulo”;
3.     Universitas Surabaya, dengan tema “Benteng Bentengan”
4.     Kabupaten Sidoarjo, dengan tema “Ritual Ujung”
5.     Kota Surabaya, dengan tema “Suro Lan Boyo”;
6.     Universitas Muhammadiyah Malang, dengan tema “Songguy Asuwek”;
7.     Kabupaten Sampang, dengan tema “Penteng”;
8.     Universitas Brawijaya Malang, dengan tema “Wetengan”;
9.     Kabupaten Bojonegoro, dengan tema “Kalongking”
10.  Kota Batu, dengan tema “Gronjong Delling”;
11.  Kabupaten Mojokerto, dengan tema “Bentengan”;
12.  Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dengan tema “Sodoran”;
13.  Kabupaten Jombang, dengan tema “Silat Gantangan (Kebo Kicak)”;
14.  Kota Kediri, dengan tema “Pencak Dor”;
15.  Ubaya Training Centre, dengan tema “Silat Harimau dan Macam”.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai tuan rumah juga sangat tidak mengecewakan. Segala upaya dukungan kebutuhan panitia penyelenggara dari  khususnya terkait dengan fasilitas sarana dan prasarana festival disiapkan secara maksimal. Mulai dari pelaksanaan technical meeting sampai dengan pelaksanaan festival keesokan harinya sangat tidak mengecewakan. Ruang pertemuan, ruang ganti pakaian dan beberapa ruang lain yang diperuntukan sebagai pertemuan dewan juri juga disiapkan secara baik oleh pihak Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Lahan parkir yang mempunyai luas area kurang lebih 30 meter x 30 meter disulap secara baik menjadi arena festival olahraga tradisional tingkat daerah Jawa Timur. Lahan parkir yang beralaskan paving disetting materas pazzle karet tebal 2 cm seluas 20 meter x 20 meter. Materas ini diperuntukan sebagai area festival sebagaimana pemenuhan persyaratan nasional. Sedangkan sekeliling di luar arena materas dipasang tenda undangan dan tenda peserta.

Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur juga tidak tanggung-tanggung dengan mengundang pakar olahraga tradisional Dr. Andun Sundiandoko, M.Kes dari Universitas Negeri Surabaya sebagai ketua dewan juri pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional se Jawa Timur tahun 2013 ini. Selebihnya, dewan juri yang bertugas mendampingi Dr. Andun Sundiandoko, M.Kes juga punya pengalaman dan sertifikasi dibidangnya secara baik. Diantaranya adalah Dr. Harwanto, ST, M.Pd. (Universitas PGRI Adibuana Surabaya), I Wayan Sudharma, S.Pd.(PMKI Jawa Timur), Ir. BIasworo Adisuyanto Aka, MM (Dispora Provinsi Jawa Timur), Sudarsono (Seniman).

Hasil akhir penilaian dewan juri olahraga tradisional dari 15 regu peserta, diambil 10 rangking terbaik adalah sebagai berikut :

Sepuluh peringkat terbaik diberikan Piala tetap da uang pembinaan dengan rincian sebagai berikut :
Rangking    I                    Tropy dan uang pembinaan Rp. 2.000.000,-
Rangking    II                   Tropy dan uang pembinaan Rp. 1.750.000,-
Rangking    III                  Tropy dan uang pembinaan Rp. 1.500.000,-
Rangking    IV s/d VI       Tropy dan uang pembinaan Rp.    750.000,-
Rangking      VII s/d X         Tropy