Selasa, 11 Desember 2012

Ketua Umum FORMI Jatim Hadiri Lomba Perahu Galon Tradisional Se Jatim 2012


Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka

Lomba Perahu Galon Tradisional se Jawa Timur tahun 2012 dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur pada tanggal 09 Desember 2012 tepat puku 09.00 wib di Sungai Kalimas depan Taman Tugu Surabaya. Acara ini sempat tertunda kurang lebih selama 1 jam dari rencana semula. Sebagaimana jadwal acara, untuk acara pembukaan dimulai pada pukul 08.00 wib. Namun karena Kota Surabaya diguyur hujan deras sejak pukul 04.45 wib dan mulai mereda pada pukul 07.55 wib, maka kedatangan peserta juga mengalami keterlambatan. Hal ini tentunya berdampak mundurnya acara pembukaan dan dimulainya lomba perahu gallon tradisional se Jawa Timur tahun 2012 ini. Keterlambatan kehadiran peserta karena diakibatkan cuaca, maka panitia sangat memberikan toleransi pengunduran waktu pelaksanaan acara pembukaan, yaitu pada pukul 09.00 wib.

“Kami selaku panitia tidak akan memberikan sanksi diskualifikasi kepada peserta yang terlambat karena adanya hujan deras” kata Kartikawulan, sebagai ketua panitia pelaksana.”Toleransi ini tentunya kami berikan kepada peserta yang terlambat dalam batas waktu satu jam setelah hujan reda”, ”jadi toleransi satu jam ini kami berikan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik”, “selebihnya, kami tidak akan memberikan toleransi lagi, artinya mereka yang belum mendaftar ulang dan ketika mendapat panggilan sebanyak tiga kali juga tidak hadir, tetap akan diberlakukan sanksi diskualifikasi.” Tambah Wulan sapaan sehari di tempat Kerjanya Dispora Provinsi Jawa Timur disela-sela kesibukannya memantau jalannya proses regrestasi peserta. Penundaan waktu merupakan hal yang biasa untuk jenis cabang olahraga perairan alam terbuka seperti pada kegiatan kali ini.

Walaupun sempat tertunda hampir satu jam, pelaksanaan Lomba Perahu Galon Tradisional Se Jawa Timur 2012, mulai dari acara pembukaan sampai dengan pelaksanaan lomba berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan yang berarti. Acara Pembukaan dimulai pada pukul 09.00 wib, hadir sebagai undangan Pengurus Harian Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Jawa Timur, yaitu Ketua Umum, Drs. Suparman, M.Si., Ketua Harian, Ir. Hengky Widiyanto, Ketua BIdang Organisasi, Drs. Abd. Haris Ramadhan, MM, Sekretaris Umum, Ir. BIasworo Adisuyanto Aka. Undangan lainya yang hadir pada pelaksanaan Lomba Perahu Galon Trdisional Se Jawa Timur tahun 2012 adalah Ibu Kepala Seksi Olahraga Khsusus Dispora Kota Surabaya, Dra. Chuzaima mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya.

“Kami salut dan sangat mendukung pelaksanaan Lomba Perahu Galon Tradisional 2012 yang digagas oleh Dispora Provinsi Jawa Timur, ini merupakan sebuah langkah yang sangat luar biasa dalam rangka memperkenalkan bentuk lain dari permainan olahraga tradisional yang belum dikenal masyarakat luas” kata Suparman, Ketua Umum FORMI Jawa Timur saat menunggu sebelum acara pembukaan dimulai. “Bentuk permainan tradisional yang diperkenalkan ini dapat menjadikan pilihan alternatif beberapa aktivitas olahraga rekreasi lainnya yang sudah berkembang di masyatakat”,”Saya yakin bahwa permainan olahraga tradisional ini menjadi pilihan yang sangat menarik dan akan menjadi kegemaran masyarakat untuk berkativitas di olahraga, hal ini akan berdampak kepada peningkatan partispasi masyarakat terhadap kegiatan olahraga” tambah Suparman.

Kahadiran Ketua Umum FORMI Jawa Timur ini disambut baik Kepala Dinas Kepemudan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur yang dalam hal ini diwakili Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi, Drs. Kasdi. “FORMI sebagai satu-satunya wadah berhimpun komunitas olahraga rekreasi, tentunya akan menjadi mitra kerja Dispora Provinsi Jawa Timur dalam upaya mengem bangkan dan pembinaan olahraga di Jawa Timur” kata Kasdi saat melihat panitia teknis menyiapkan beberapa perahu gallon yang diturunkan ke permukaan air Kalima Mas Surabaya. Saat acara lomba dimulai, cuaca setempat dimana lokasi lomba berlangsung cukup baik dan hujan telah berhenti. Tepat pukul 09.10 wib setelah Kepala BIdang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur usai memberikan kata sambutan, peserta pertama diberangkatkan dengan penekanan tombol sirine.


Proses pelaksanaan lomba berjalan dengan baik dan lancar, semua peserta sangat menikmati perlombaan ini dengan gembira. Peserta yang kalahpun tetap ceria dan sambil tertawa-tawa dengan melambaikan tangan kepada penonton. Pelaksanaan lomba berkahir pada pukul 16.00 wib dan dilanjutkan dengan perhitungan penilaian dewan juri untuk menentukan siapa-siapa yang pantas menjadi pemenang. Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur memberikan tidak hanya memberikan tropy dan piagam saja sebagai hadiah pemenang, tetapi juga memberikan uang pembinaan kepada masing-masing pemenang. Kategori “Speed” dengan peserta 5 orang yang mendapat sebagai juara I memperoleh uang pembinaan sebesar Rp. 2.500.000,-, pemenang kedua senilai Rp. 1.500.000,-, pemenang ketiga senilai Rp. 1.000.000,-, dan sebagai juara harapan senilai Rp. 750.000,-. Sedangkan untuk kategori “FUN” juga mendapat uang pembinaan untuk masing-masing pemenang dengan ketentuan sebagai juara I mendapat Rp. 1.500.000,-, juara II Rp. 1.000.000,-, juara III Rp. 750.000,-, dan harapan I medapat Rp. 500.000,-.


Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur dalam sambutan penutupan menyampaikan terima kasih kepada panitia teknis yang merupakan gabungan dari komunitas pencinta alam beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur. Tanpa mereka, Lomba Perahu Galon Tradisional se Jawa Timur ini mungkin tidak akan berjalan sebaik ini. Selain tertata secara baik lomba demi lomba, peralatan yang dipergunakanpun sangat bagus dan tidak terjadi protes dari peserta yang berkepanjangan. Bentuk protes yang terjadi, semuanya dapat diselesaikan dengan baik, tanpa menimbulkan benturan fisik. Perundingan penyelesaian protes hanya berlangsung dalam sidang juri dengan tidak melibatkan Dispora Provinsi Jawa Timur sebagai penanggung jawab kegiatan.

UPP dilaksanakan setelah acara sambutan dan sekaligus penutupan acara, sebagai pemenang pada pelaksanaan Lomba Perahu Galon Tradisional Se Jawa Timur tahun 2012 ini adalah sebagai berikut :
Kategari Speed :
Juara           I      Regu EXPRES, dengan total waktu tercepat 02:19.04;
Juara           II     Regu UKAMADA, dengan total waktu tercepat 02:44.97
Juara           III    Regu KOMPENI, dengan total waktu tercepat 02:54.90
Juara Harapan Regu KUL KAL 1, dengan total waktu tercepat 02:55.33

Kategori FUN
Juara           I      Regu Perompak Mapara, dengan total waktu tercepat 04:28.71;
Juara           II     Regu Ghupatras II, dengan total waktu tercepat 04:44.08
Juara           III    Regu WER, dengan total waktu tercepat 05:51.46
Juara Harapan Regu Ghupatras 2, dengan total waktu tercepat 06:49.32

Surabaya, 11 Desember 2012

Dispora Jatim Menyelenggarakan Lomba Perahu Galon Tradisional Se Jawa Timur 2012


Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka


Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur telah menggelar “Lomba Perahu Galon Tradisional Se Jawa Timur 2012” pada tanggal 9 Desember 2012 di Sungai Kalimas, depan Taman Tugu Surabaya. Kegiatan ini diikuti 32 regu kategori “Speed” dan 30 regu kategori “Fun”. Lomba dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur mewakili Kepala Dispora Jawa Timur yang sedang mengikuti kegiatan Gubernur Jawa Timur “Fun Bike” di Kabupaten Tuban.

Kegiatan ini merupakan gelar even yang pertama oleh Dispora Jawa Timur, sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional di masyarakat Jawa Timur. Harapan terselenggaranya kegiatan ini bukan hanya meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran masyarakat, akan tetapi lebih jauh lagi, yaitu berharap agar olahraga tradisional ini menjadi kebudayaaan yang membentuk cirri khas dan jati diri sebuah bangsa. Melalui kegiatan olahraga tradisional ini dapat berimplikasi pada kebangkitan budaya nasional yang tentunya dapat meningkatkan juga persatuan dan kesatuan bangsa.

Hadir pada acara pembukaan, secara lengkap pengurus Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Jawa Timur, yaitu Ketua Umum Drs. Suparman, M.,Si, Ketua Harian, Ir. Hengky Widiyanto, Ketua Bidang Organisasi, DRs. Abd. Haris Ramadhan, MM, dan Sekretaris Umum FORMI Jawa Timur, Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM, serta tidak kalah pentingnya juga hadir di-tengah-tengah undangan Ibu Kepala Seksi Olahraga Khusus Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya, Dra. Chuzaima mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya.

Olahraga tradisional merupakan bentuk aktivitas fisik yang dilakukan seseorang atau kelompok  masyarakat atas dasar warisan atau peninggalan leluhur. Peninggalan ini cenderung dalam bentuk permainan yang berkembang dan dipertahankan menjadi asset budaya. Terbentuknya permainan aktivitas fisik ini mempunyai tujuan mengisi waktu luang selepas melakukan aktivitas rutin dan menghilangkan kepenatan fisik. Pada akhirnya bentuk dari berbagai permainan aktivitas fisik ini berkembang dan memiliki aturan yang semakin jelas serta dapat diperlombakan. Penetapan aturan permainan ini juga sudah mengalami banyak perubahan dan penyesuaian. Sehingga, tidak seorang atlet yang punya persiapan matang saja yang dapat mengikuti lomba ini, tetapi masyarakat yang tidak terlatihpun dapat mengikuti lomba ini secara baik.
Berawal dari permainan suka ria, meluapkan suka cita dan kegembiraan di permukaan air. Perahu gallon tercipta dari sebuah permainan di atas sungai dengan menggunakan rakitan bambu, tujuannya hanya sekedar menghilangkan kejenuhan dan mengisi waktu kosong. Dengan menggunakan rakitan bambu ini, kita dapat terapung di atas air dan dapat menikmati lajunya perahu rakit bambu tersebut sambil menikmati pemandangan di sekitar sungai. Selain hanya sekedar menikmati pemandangan dari atas rakitan bamboo, alat ini juga dapat dipergunakan sebagai sarana membantu penyeberangan penduduk, dari sisi satu ke sisi seberang. Sebagai pengendali lajunya perahu rakitan bamboo ini adalah dengan mendorong sebuah bamboo panjang yang ditekan dan di dorong ke dasar sungai, sehingga perahu rakitan bambu tersebut dapat terdorong dan melaju kearah depan membawa beberapa penduduk.

Gagasan menjadikan perahu rakitan bambu ini menjadi sebuah permainan aktivitas fisik yang menarik dan diminati masyarakat, serta dapat dijadikan sebuah perlombaan. Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur mengemas dan mendisain sebuah perahu rakitan dari beberapa buah gallon sebagai alat pengapung perahu tersebut. Kemasan yang didisain secara baik dan memenuhi perhitungan daya apung untuk menopang beban berat lima orang di atasnya. Hal ini merupakan sebuah kemasan yang sangat menarik dan memenuhi kaidah persyaratan sebuah perlombaan. Pengembangan selanjutnya untuk kepentingan perlombaan, disusun sebuah aturan permainan perlombaan yang manarik dan tidak terlalu menyulitkan pemaian dalam mengendalikan perahu gallon tersebut.

Kondisi perahu yang didisain secara sederhana dan menggunakan bahan yang juga sangat sederhana, serta di dasari dari ide dan gagasan perahu rakit tempo dooloo, maka Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur sebagai penggagas terciptanya perahu ini dengan sebutan “Perahu Galon Tradisional”. Walaupun bentuk dari peralatan apung ini tidak menyerupai perahu pada umumnya, tetapi manfaat peralatan ini hampir sama dengan fungsi yang dimiliki oleh sebuah perahu, maka tetap dipakai dengan perkataan “Perahu”. Sebutan “Galon” ditujukan kepada peralatan pendukung rakit tersebut dapat terapung dengan menggunakan beberapa botol plastik penampung air mineral dengan ukuran besar, dikalangan masyarakat botol tersebut sering disebut “Galon”. Oleh sebab itu, penggunakan kata “Galon” sebagai upaya member nama alat tersebut mudah diingat. Sedangkan sebutan “Tradisional” selain dilihat dari bentuk kemasan peralatan tersebut dibuat secara sederhana dan tidak menggunakan peralatan canggih, juga diilhami dari permainan tempo dulu.

Agar permainan perahu gallon trdisional ini dapat dijadikan sebuah perlombaan, maka disusun kategori perlombaan, persyaratan, dan aturan main secara baik serta bentuk kemasannyapun sudah didisain sesuai dengan ketentuan jenis kategorinya. Dispora Provinsi Jawa Timur menetapkan dua jenis kategori yang diperlombakan, yaitu kategori “Speed” dan kategori “Fun”. Masing-masing kategori mempunyai aturan perlombaan yang berbeda dan sangat menarik untuk meningkatkan pariwisata daerah.

“Lomba Perahu Galon Tradisional” akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun sebagai upaya memberikan alternative pilihan kepada masyarakat untuk dapat berolahraga. Karena melalui aktivitas olahraga, akan dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani. Pada akhirnya apabila capaian kesehatan dan kebugaran jasmani ini meningkat, maka juga akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan prestasi olahraga daerah dan nasional.

Senin, 19 November 2012

Olahraga Tradisional "BENTENG"

Penulis :
Ir. BIasworo Adisuyanto Aka, MM
Sumber :
Buku Peraturan Permainan "Benteng" diterbitkan oleh Direktorat Keolahragaan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

Olahraga tradisional "Benteng" merupakan permainan asli budaya bangsa Indonesia yang berkembang diberbagai daerah di Indonesia dengan nama permainan berbeda. Dalam buku Peraturan Permainan Benteng yang diterbitkan Direktorat Keolahragaan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1985, menyebutkan bahwa sejarah perkembangan permainan "Benteng" ini tidak diketahui dengan pasti, yang jelas sejak masa anak-anak dan dimasa generasi kakek dan nenek, permainan ini sudah dikenal, digemari dan dimainkan oleh rakyat. Permainan ini disebut "Benteng", karena masing-masing regu pada hakekatnya berusaha saling menyerang dan mempertahankan bentengnya, juga berusaha menghindarkan diri dari tangkapan/sentuhan musuhnya agar tidak tertawan.

Permainan olahraga tradisional ini sangat menarik, walaupun dibeberapa daerah mempunyai nama dan sebutan berbeda, namun hakekatnya permainannya hampir serupa. Dikatakan hampir serupa, karena ada perbedaan yang tidak merubah makna dan pengertian untuk saling mempertahankan bentengnya. Dalam buku tersebut juga menjelaskan bahwa data yang diperoleh bahwa permainan yang hampir bersamaan dengan permainan ini ada juga di daerah lainnya, seperti (1) Provinsi Lampung, nama permainannya : Main Benteng, Gamit Tikam, dan Kecubung Minta Api (2) Provinsi Jambi namanya : Merebut Benteng (3) Provinsi Kalimantan Tengah namanya Tawanan (4) Provinsi Nusa Tenggara Timur namanya Hakdiuk Lise (5) Provinsi Bengkulu namanya Sekejar (6) Daerah Khusus Ibukota Jakarta namanya Benteng. BIsa saya tambahkan di Provinsi Jawa Timur juga terdapat permainan yang mirip namun berbeda nama dan memiliki ciri khas berbeda dari daerah lainnya, seperti di daerah Kabupaten Pamekasan diberi nama "Chu", sedangkan di daerah Jember diberi nama "Chucuan". Bentuk permainannya sama, tetapi ketika berlari dan mengejar lawan wajib membunyikan kata "Chuuuuuuuuu", tidak boleh berhenti ketika belum kembali pada posisi bentengnya.

Dalam buku peraturan permainan Benteng yang diterbitkan oleh Direktorat Keolahragaan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1985, bahwa permainan ini disebut benteng, karena dalam permainan yang dilakukan secara beregu itu pada hakekatnya berusaha saling mempertahankan posnya agar tidak tersentuh oleh regu lawan mainnya yang selain mempertahankan posnya juga berusaha menyerang pos musuhnya.

Permainan "Benteng" adalah salah satu permainan asli rakyat Indonesia yang perlu dibina dan dilestarikan, mengingat dalam permainan tersebut mengandung unsur positif dan mempunyai sifat permainan untuk perlu dilestarikan, yaitu mengandung unsur massal, murah, manarik, serta menggembirakan. Secara terselubung bahwa olahraga permainan "Benteng" ini merupakan suatu kegiatan kebudayaan yang di dalamnya terdapat unsur kesehatan, sportifitas, keindahan, kejujuran, kesetiakawanan (solidaritas), keuletan, ketekunan, dan kebanggaan nasional apabila hal ini dilakukan secara teratur, terencana, dan terpimpin.

Peraturan permainan "Benteng"
1. Tempat/Lapangan, bentuk persegi panjang, ukuran 50 m x 50 m, daerah benteng berbentuk lingkaran berdiameter 3 meter. Lingkaran tersebut dengan jarak 10 meter dari garis belakang dan garis samping. Lapangan ditandai dengan garis selebar 5 cm. Sedangkan daerah tawanan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 meter x 1 meter;
2. Peralatan (a) bendera dua helai 30 cm x 20 cm dengan warna yang berbeda (b) Tiang bendera : dua meter dari permukaan tanah dengan garis menengah 5 cm (c) garis menggunakan kapur/cat/line paper (d) sempritan (e) jam/stop watch (f) nomor dada;
3. Waktu dan lamanya permainan 2 x 25 menit dengan istirahat 10 menit;
4. Setiap regu terdiri dari 10 orang, cadangan 2 orang;
5. Cara bermain : (a) sebelum permainan dimulai diadakan undian (b) Regu yang menang undian memulai permainan dengan cara keluar dari benteng untuk memancing lawan (c) setiap pemain berfungsi sebagai pemancing atau yang dikejar dan juga sebagai pengejar. Ia akan menjadi pengejar regu lawan, apabila lawan lebih dahulu meninggalkan bentengnya dan ia akan menjadi orang yang dikejar oleh lawan apabila ia belakangan meninggalkan bentengnya (d) anggota regu yang tertangkap akan menjadi tawanan dari pihak lawan (e) cara menangkap cukup dengan menyentuh bagianbadan dari lawan (f) Tawanan yang berkumpul di daerah tawanan, dapat bebas kembali apabila teman regunya yang belum tertangkap dapat membebaskan dengan jalan menyentuh bagian badannya. Tawanan yang lebih dari satu orang, semuanya dapat dibebaskan dengan jalan menyentuh salah seorang tawanan apabila satu sama lain dalam keadaan berpegangan/bergendengan (g) kapten egu ditandai dengan ban/pita dilengan kanan dan bertugas mengatur setiap anggota regunya. Bla kapten regu tertangkap, tugas diserahkan kepada salah seorang anggota regu (h) benteng satu regu dinyatakan terbakar, apabila salah seorang dari regu lawan dapat membakar benteng dengan cara menginjakkan salah satu kakinya di daerah benteng lawan (i) setelah salah satu regu benteng terbakar, permainan dilanjutkan dengan regu yang berhasil membakar berfungsi sebagai pemancing (j) pemain yang keluar dari garis lapangan permainan dianggap tertangap.
6. Pergantian pemain berlangsung setiap regu diperbolehkan mengadakan pergantian pemain sebanyak 2 kali;
7. Wasit, pembantu wasit, dan pencatat (a) pertandingan dipimpin oleh seorang wasit dan dua orang pembantu wasit (b) tugas wasit, memimpin jalannya pertandingan (b) tugas pembantu wasit ialah membantu wasit, khusus dalam hal memancing, mengawasi garis, mengawasi tahanan dan pembakaran benteng (d) pencatat bertugas mencatat nilai yang diperoleh masing-masing regu dan mengawasi penggantian pemain;
8. Penilaian dan pentuan pemenang (a) regu yang dapat membakar benteng lawannya mendapat nilai satu. regu yang paling banyak membakar benteng lawannya dinyatakan sebagai pemenang (b) apabila pada akhir pertandingan kedua regu mendapat nilai yang sama, maka diadakan pertandingan perpanjangan 2 x 5 menit tanpa istirahat (c) apabila masih tetap sama, maka ditentukan dengan undian/tos.

Selamat mencoba !!!!

Senin, 15 Oktober 2012

Jawa Timur Peroleh Dua Predikat Pada Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 di Ternate


Hasil penilaian Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 dibacakan saat pelaksanaan acara penutupan yang berlangsung di Rumah Makan Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan, Maluku Utara. Perwakilan Dewan Juri, Agus membacakan 10 besar terbaik dan dibacakan mulai dari urutan kesepuluh sampai urutan pertama. Jawa Timur yang manampilkan seluruh atraksinya dengan baik, mendapat peringkat ke 2 terbaik dari 24 provinsi dan juga mendapat penampilan terfaforit. Akhirnya, Jawa Timur mampu menggondol dua piala kebesaran olahraga tradisional skal nasional pada tahun 2012 ini. Posisi urutan pertama 10 terbaik diperoleh penampilan olahraga tradisional dengan judul “Bagan Kisih” dari Provinsi Lampung. Hasil perolehan prestasi ini sama pada saat Jawa Timur mengikuti Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VII tahun 2010 yang lalu di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Acara penutupan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.00 WIT di Rumah Makan Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan. Hadir dalam acara penutupan Asisten Deputi Olahraga Rekreasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Bambang Laksono, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara, dan Muspida Provinsi Maluku Utara. Acara penutupan dikemas secara sederhana namun berlangsung sangat meriah. Beberapa pesan yang disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara mewakili Gubernur Maluku Utara yang sedang berhalangan adalah ucapan selamat kepada 10 provinsi yang telah memperoleh predikat 10 besar terbaik dan jangan berkecil hati kepada provinsi yang belum mendapatkan peringkat 10 besar terbaik. Bagi yang menang jangan terlalu berbangga dan kepada yang belum mendapatkan juga jangan berkecil hati.

Selain itu, Kepala Dispora Provinsi Maluku Utara juga menyampaikan pentingnya pelaksanaan festival olahraga tradisional seperti ini untuk kepentingan pengembangan olahraga tradisional di Indonesia. “Kita harus cukup bangga, bahwa Indonesia mempunyai banyak ragam bentuk olahraga tradisional dan bercirikan khas daerah setempat,” kalau bukan kita yang memperkenalkan beragam bentuk dan jenis olahraga tradisional ini kepada dunia luar, siapa lagi”. Kata Kadispora Provinsi Maluku Utara dalam sambutannya kemarin malam.

Acara penyerahan Piala 10 besar terbaik dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara dan seluruh pejabat yang hadir juga memberikan ucapan selamat dengan jabat tangan kepada kesepuluh perwakilan dari masing-masing provinsi. Sesuatu yang luar biasa pada acara penutupan tersebut dirasakan oleh kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, yang memperoleh dua predikat kemenangan, yaitu sebagai juara II penampilan terbaik dan sebagai penampilan terfaforit. Piala penghargaan pemenang dari kontingen Jawa Timur diterima langsung oleh Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Kartika Wulan, SH, MH.

Kegembiraan kontingen dibuktikan dengan pengabadian masing-masing pemain dengan membawa piala penghargaan sebagai pemenang. Walaupun juara I terbaik belum mampu diraih kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, tetapi predikat sebagai peserta terfaforitlah yang menjadikan kekecewaan mereka terobati. Sebenarnya, kontingen Jawa Timur sangat menyesalkan hasil keputusan dewan juri  dengan memberikan predikat juara I terbaik kepada Provinsi Lampung. Karena bentuk penampilan yang diperagakan Provinsi Lampung adalah bentuk permainan olahraga tradisional kompetisi. “penampilan mereka lebih pantas untuk dilombakan dalam invitasi olahraga tradisional” kata Anton, penanggung jawab tim olahraga tradisional Jawa Timur“, ”karena bentuk olahraga tradisional yang mereka tampilkan mirip dengan permainan egrang yang sudah dibakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”, “hanya bedanya alat yang dipergunakan oleh Provinsi Lampung berkaki tiga dan memiliki faktor kesulitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan egrang”. Tambah Anton kemarin disela acara penutupan. Tetapi kontingen Jawa Timur dengan berbesar hati menerima segala keputusan dewan juri, tanpa melakukan protes dan tidakan apapun.

Jawa Timur Tampil Prima Pada Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 di Ternate

Penulis    : BIasworo Adisuyanto Aka
Tanggal   : 13 Oktober 2012

Tim Olahraga Tradisional Jawa Timur mampu tampil prima dan memukau seluruh penonton yang memadati Lapangan Salero depan Karatonan Sultan Ternate, pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 di Ternate, Maluku Utara. Jawa Timur berada pada urutan tampil yang ke 22 (dua puluh dua) yaitu hari kedua. Sebelumnya pada hari pertama sabtu kemarin tanggal 12 Oktober 2012 menampilkan 19 provinsi, sedangkan hari ini adalah hari yang kedua dan merupakan hari terakhir pelaksanaan kegiatan. Jawa Timur mampu menunjukan performance yang sangat luar biasa. Sehingga banyak penonton yang memberikan aplos dan sambutan meriah disertai tepuk tangan, baik ditengah pertunjukan maupun sampai dengan berkahirnya penampilan. Kontingen Jawa Timur menampilkan olahraga tradisional yang berjudul “PRING GEPRAK” yang berasal dari Kota Batu.

Yang menjadikan tampilan Jawa Timur memukau, selain memang penuh dengan gerak yang atraktif tetapi unsur di dalamnya sangat memenuhi persyaratan ketentuan sebagai olahraga tradisional. Di dalamnya mengandung substansi pendidikan, substansi tradiisonal yang digali dari budaya asli Kota Batu, memiliki nilai seni yang beragam, penguasaan lapangan, dan memenuhi kaidah waktu yang sangat tepat.

Substansi pendidikan dapat ditinjau dari sudut pandang memiliki aktivitas fisik yang tinggi berupa kaya akan gerak olahraga dan tampak sinergi. Selain itu, dalam unsur pendidikan ini juga terlihat pada “Pring Geprak” memiliki keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan mental, kebanggaan, sportif dan kerjasama, keberanian, daya juang, kompetitif melawan diri sendiri. Substansi Nilai gerak yang dapat dilihat dari tim olahraga tradisional “Pring Geprak” adalah memiliki keserasian tampilan gerak, kostim, musik pengiring, asesoris. Juga di dalamnya mengandung unsur keindahan serta menimbulkan kegembiraan dan perhatian.

Tim olahraga tradisional “Pring Geprak” dengan corak kostum penampilan tanpa menggunakan pakaian atas, celana komprang warna hitam, tetapi ada sebuah tali warna warni menyilang di depan dada hingga punggung dari masing-masing pemain, memasuki arena festival dengan iringan musik khas Kota Batu. Dari awal penampilan, hampir seluruh penonton sempat terpukau karena atraksi demi atraksi saling berkesinambungan tanpa terhenti. Jumlah keseluruhan tim olahraga tradisional “Pring Gerprak” sebanyak 15 orang, yang terdiri dai 8 (delapan) pemain, 6 (enam) pemusik, dan 1 (satu) orang pembaca narasi.

Tinjauan isi cerita dari narasi yang dibacakan, kita dapat menyelami bahwa olahraga tradisional ini muncul dari Dusun “Songgoriti” Kota Batu Jawa Timur, yang diangkat dari sebuah hajatan besar masyarakat Songgoriti, yaitu berupa sedekah bumi. Perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta, yang telah menciptakan Bumi yang dapat memberikan kesejahteraan lewat hasil panen dan mencukupi hidup bagi masyarakat Songgoriti Kota Batu Jawa Timur.

Gambaran secara utuh semua cerita tidak lepas dari penggunaan bambu. Oleh sebab itu, judul dari olahraga tradisional ini “Pring Geprak” yang mempunyai arti “Pring” berarti Bambu. Bambu dalam bahasa Jawa adalah deling, yang dimaknai sebagai “Kendel Eling” (berani tetapi selalu ingat/kontrol diri). Khususnya bagi masyarakat Songgoriti Kota Batu  Jawa Timur. Sedangkan “Geprak” diambil dari terdengarnya bunyi beradunya bambu dengan bambu. Makna yang lain dari “Geprak” bahwa sejarah kejayaan Malang Raya termasuk Kota Batu yang juga merupakan bagian wilayah yang tidak terpisahkan. Pada abad IX, Empu Sendok sebagai pimpinan, Saronenatau tetabuhan berupa tambur dan bambu yang dipukul, berirama secara rampak dapat digunakan sebagai sarana mengusir hama tanaman.

Atraksi yang dilakukan Tim Olahraga Trdisional “Pring Geprak” Jawa Timur memang luar biasa, mulai dari awal seluruh pemain menunjukan permainan yang maksimal, babak demi babak dapat mereka selesaikan dengan baik. Saat memperagakan gerakan gemuruh akibat goncangan bumi dan menghalau hama tanaman, mereka lakukan dalam bentuk gerakan lari sambil membawa bambu yang mereka putar-putar di atas kepala. Saat melakukan gerakan  bambu disini terlihat olah fisik yang sangat luar biasa. Kemudian ada atraksi perkelahian yang mereka gambarkan melalui adu fisik dengan menggunakan bambu, juga menimbulkan tontonan yang sangat mengasikan. Bahkan mereka dengan berani melakukan gerakan berputar di udara (salto) dari atas bambu yang sedang dipanggul. Adegan ini juga yang menimbulkan banyak penonton terkesima, dan diakhiri dengan gerakan piramid ke atas sampai susun tiga.

Narator, Winarto, S.Sn membacakan narasi “Pring Geprak” dengan lantang dan mengalun-alun seirama dengan gerak serta formasi perubahan pemain. Pengaturan nada irama dan hentakan saat membaca narasi, menjadikan seluruh permainan hidup dan mampu memukau seluruh penonton. Aplos tepuk tangan dari penonton secara terus menerus menjadikan suasana semakin meriah dan heboh. Sebagai seorang narator tentunya tidak mudah, penguasaan materi secara keseluruhan menjadikan dasar seorang narator mampu membacakan semua bentuk cerita secara baik.

Semua atraksi “Pring Geprak” mengandung unsur motorik gerak kurang lebih sebanyak 7 (tujuh) bagian kaidah kebugaran. Unsur speed (kecepatan) mereka lakukan saat peraga lari dengan kecepatan di keliling arena, unsur endurance (daya tahan) saat mereka melakukan gerak dari awal sampai dengan akhir dilakukan tanpa berhenti, unsur strengh (kekuatan) saat melakukan gerakan topang bambu dan ada peraga di atas membentuk tumpeng, unsur power (daya ledak) di tunjukan saat mereka melakukan atraksi beradunya bambu, balance (keseimbangan) gerakan ini juga teraktualisasikan secara sinergi saat mereka melakukan gerakan bertumpuk di atas, flexibility (kelentukan) diaktualisasikan juga berupa gerakan rol depan, salto dan meroda, coordination (koordinasi) dimana untuk mendapatkan harmonisasi dan rangkaian gerakan antara satu dengan yang lainnya melalui koordinasi tersebut.


Pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012 Sangat Meriah di Ternate


Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara dibuka secara resmi tanggal 13 Oktober 2012 pukul 09.00 WIT di Lapangan Kesultanan Ternate. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Drs. H. A. Madjid Husen, MM mewakili Gubernur Provinsi Maluku Utara yang tidak dapat hadir. Kegiatan skala nasional ini hingga pelaksanaan acara pembukaan berlangsung baru dihadiri 24 provinsi. Namun demikian, kemeriahan acara dan semangat semua kontingen untuk menyukseskan acara Festival Olahraga Tradisional ini terlihat dengan jelas, terutama saat berlangsungnya defile kontingen. Masing-masing provinsi dengan antribut yang bercirikan daerahnya melangkah dengan tertib dan menunjukan semangat.

Tidak sebagaimana biasanya, Lapangan Sultan Ternate sabtu pagi tanggal 13 Oktober 2012 pukul 08.00 WIT sudah dipadati dengan peserta upacara pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII. Pasukan drumband, petugas Paskibraka dan beberapa kontingen dari beberapa provinsi sudah bersiap diri mengikuti acara pembukaan, yang  dimulai tepat pukul 09.00 WIT. Pejabat yang hadir dalam acara pembukaan ini, selain dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Dewan Juri, hadir pula pejabat daerah Provinsi dan Walikota Ternate beserta pejatab di lingkungan Pemerintahan Kota Ternate.

Acara demi acara berlangsung dengan baik, mulai dari defile kontingen, atraksi tarian Soya-soya dari siswa siswi SMP di Kota Ternate (tari soya soya ini pada tahun 2011 mampu memecahkan muri dengan menampilkan 10.000 siswa-siswi Kota Ternate), laporan ketua penyelenggara, sambutan selamat datang dari Walikota Ternate, sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga RI, sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, sampai denga acara akhir acara yaitu berdoa. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan fesival olahraga tradisional.

Dalam penyampaian laporan ketua panitia penyelenggara, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Djafar Umar menekankan ucapan terima kasih atas kepercayaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk melaksanakan kegiatan berskala nasional. “Kami dan seluruh masyarakat Maluku Utara, khususnya masyarakat Kota Ternate, menyampaikan terima kasih atas pemberian kepercayaan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan ini secara baik,” dan kami juga siap menjadi tuan rumah yang baik. Selain itu, Djafar Umar juga menyampaikan latar belakang terlaksananya kegiatan ini, tujuan pelaksanaan, serta permohonan maaf bila dalam pelayanan, penyediaan transport dan akomodasi kurang memenuhi selera seluruh peserta.

H. Burhan Abdurahman
Walikota Ternate
Begitupula dengan sambutan selamat datang dari Walikota Ternate, H. Burhan Abdurahman, yang pada intinya juga menyampaikan selamat datang kepada seluruh kontingen yang telah hadir di Bumi Ternate. “kami akan memberikan yang terbaik kepada seluruh kontingen, mulai dari pelayanan pelaksanaan, transportasi, dan akomodasi” Kata Burhan Abdurahman. Beliau juga menambahkan dalam sambutannya bahwa pelaksanaan festival ini sangat penting sebagai upaya penggalian aset budaya bangsa yang sudah lama terpendam. Dengan berlangsungnya acara festival ini secara terus menerus, akan berdampak positif lahirnya kembali budaya dan kekayaan bangsa.

Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, yang disampaikan oleh Asisten Deputi Urusan Olahraga Kementerian Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Alwi Segaf memberikan penekanan atas berlangsungnya pelaksanaan festival olahraga tradisional ini, yaitu bahwa kegiatan ini sebenarnya dilaksanakan bersamaan dengan acara SAIL MONTOIR tetapi karena ada sesuatu hal, maka kegiatan festival ini dilaksanakan satu minggu setelahnya. Dengan kegiatan ini juga diharapkan Kota Ternate menjadi pioneer dan menjadi yang pertama menerima warisan dunia, khususnya dalam pengembangan olahraga tradisional. Bila olahraga tradisional ini sudah merambah dan menjadi kesenangan masyarakat akan menumbuhkan semangat membangun bangsa, mampu menghilangkan kesenangan tawuran diantara remaja, memunculkan potensi masing-masing provinsi, menjadikan dan menumbuhkan nuansa hiburan, mempertahankan NKRI, terhindar dari Narkoba, sekaligus yang terpenting adalah dapat mempromosikan Provinsi Maluku Utara kepada seluruh masyarakat.

Drs. H. Madjid Husen, MM
Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Drs. H. Madjid Husen, MM dengan pemukulan tabuh kecil dan pelepasan balon udara. Namun sebelum acara dibuka, beliau menbacakan terlebih dahulu sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, yang intinya adalah penyampaian selamat atas berlangsungnya kegiatan ini dan semoga dapat berlangsung dan menghasilkan prestasi dengan baik. Ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang telah hadir di Kota Ternate, juga menyampaikan latar belakang diselenggarakannya festival ini, yaitu bahwa Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Festival Olahraga Tradisional ini telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 di Bandar Lampung dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas XXII). Pada tahun 2007 diputuskan untuk setiap 2 (dua) tahun sekali yaitu setiap tahun genap. Hal ini untuk member kesempatan kepada daerah untuk menggali olahraga tradisional yang benar-benar asli dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman Festival Olahraga Tradisional yang telah disampaikan kepada seluruh provinsi sejak festival pertama di Jakarta bahwa olahraga tradisional yang baru dan asli dari daerah yang diwakili.

Dikalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini olahraga tradisional sudah sangat awam bagi mereka, dan kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam olahraga tradisional ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda untuk meningkatkan jiwa cinta budaya bangsa juga dapat meningkatkan semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan menciptakan suasana ceria.

Sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia atas kepercayaannya untuk menyelengarakan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 ini di Ternate. “Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan ini, tetapi kami akan berbuat semaksimal mungkin, khususnya dalam pelayanan, transportasi, dan publikasi.”
  
Setelah usai membacakan sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, Drs. H. A. Madjid Husen, MM didampingi Asisten Deputi Urusan Olahraga Kementerian Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Alwi Segaf dan Walikota Ternate, Drs. H. Djafar Umar membuka secara resmi dengan melakukan pemukulan tabuh kecil berulang-ulang secara bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tali balon udara oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara.

Jumat, 12 Oktober 2012

Technical Meeting Festival Olahraga Tradisional di Ternate Berjalan Mulus


Penulis : Biasworo Adisuyanto Aka
Jum’at, tanggal 12 Oktober 2012

Bambang Laksono Pimpin Technical Meeting
Technical meeting Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara berjalan mulus tanpa diwarnai dengan berbagai perdebatan. Usulan dan penyampaian prinsip sesuai denga aturan memang tetap ada, tetapi dilontarkan secara baik oleh peserta dan tanggapan dari provinsi lainpun dapat dipahami untuk kebersamaan. Berbeda dengan pelaksanaan technical meeting kegiatan serupa tahun-tahun sebelumnya selalu diwarnai dengan perdebatan yang panjang, satu peserta dengan peserta lainnya saling ingin mempertahankan prinsip dari sudut kebenarannya. Kali ini, panitia mampu menghantar dan memberikan penjelasan secara baik kepada peserta, sehingga jalannya pelaksanaan technical meeting dapat selesaikan secara baik. Technical meeting dilaksanakan tanggal 12 Oktober 2012 pukul : 19.30 – 22.30 di Ruang pertemuan Hotel Corner Palace, Jl. Gelora Keiraha, Stadion Ternate Maluku Utara.

Acara dibuka secara langsung oleh Asisten Deputi Pemberdayaan Olahraga Rekreasi, Bambang Laksono dan didampingi Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Tradisional, Alredo Dokarmo, serta Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara. Sementara, belum secara lengkap 33 provinsi hadir pada malam gari itu. Hanya berjumlah 22 provinsi yang hadir dan mengikuti acara technical meeting tersebut. Sedangkan, 11 provinsi lainnya dinyatakan sedang dalam perjalanan yang dimungkinkan keesokan harinya akan tiba di Ternate.

Dalam sambutannya, Bambang Laksono menyampaikan bahwa olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Keinginan Kementerian Pemudan dan Olahraga Republik Indnesia, agar olahraga tradisional ini tetap tumbuh dan berkembang secara baik, dan bahkan kaum muda dan remaja mau turut mengembangkan olahraga tradisional ini secara baik. Satu-satunya jalan tentunya juga harus secara terus menerus kegiatan fesitival seperti ini dilaksanakan. Oleh sebab itu, fesitival olahraga tradisional mari kita bangun bersama, dan mencoba untuk bersama-sama membangkitkan tidak hanya dikalangan kaum muda, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Bambang Laksono juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional tahun ini sedikit agak berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Dana dekonsentrasi yang selama ini diserahkan sepenuhnya dan dikelola provinsi, tetapi untuk tahun 2012 ini tetap berada di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sedangkan daerah akan diberlakukan penggantian tiket pesawat pulang pergi dari daerah asal. “Adanya perbedaan ini tidak menjadikan semangat untuk tetap membesarkan olahraga tradisional kita di Indonesia ini menjadi menurun” tambah Bambang disela sambutannya.

Penyampaian ucapan terima kasih juga disampaikan Bambang Laksono kepada tuan rumah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara atas dukungan tempat dan bantuan penyelenggaraan kegiatan ini secara baik. “Dengan adanya kerjasama yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara” ucap Bambang tadi malam. Dan kepada seluruh peserta juga berpesan bahwa dalam pelaksanaan technical meeting ini hendaknya dilakukan dengan pikiran dingin. Menyatukan keinginan bersama bahwa pelaksanaan festival ini adalah untuk menciptakan persaudaraan. Perbedaan pendapat dapat diselesaikan secara baik dan santun.

Seluruh dewan juri juga turut hadir dalam pelaksanaan technical meeting tersebut. Hadir ditengah para peserta adalah Prof. Dr. Andun Sundiandoko, M.Kes dan Isnu sebagai juri senior. Pembahasan technis dipimpin langsung Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Tradisional Kemenpora RI, Alfredo beserta seluruh juri sebagai penengah dan memberikan penjabaran tentang peraturan yang diberlakukan pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 besok pagi.

Pelaksanaan technical meeting berjalan dengan baik, setelah disampaikan secara tehnis oleh dewan juri maka acara berakhir dengan penetapan urutan tampil untuk esok hari. Adapun urutan yang dihasilkan adalah sebagai berikut : (1) Sulawesi Tenggara (2) Provinsi Riau (3) Sulawesi Selatan (4) Maluku (5) Kalimantan Barat (6) Jawa Tengah (7) Kalimantan Timur (8) Papua (9) Banten (10) Lampung (11) Sumatera Selatan (12) Nusa Tenggara Timur (13) Maluku Utara (14) Jambi (15) Bangka Belitung (16) Sulawesi Barat (17) Bali (18) Gorontalo (19) Aceh (20) Jawa Barat (21) Jawa Timur (22) Kalimantan Tengah. Sedangkan provinsi lain yang belum hadir akan ditentukan kemudian setelah ada kepastian.

Juga sekaligus ditetukan waktu penampilan disesuaikan dengan urutan tampil. Untuk urutan 1 – 7 akan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2012 mulai pukul 10.30 – 12.00 WIT, dan nomor urut peserta 8 – 19 akan tampil mulai pukul 13.00 – 17.00 WIT. Sedangkan nomor selanjutnya akan dilaksakanakan pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 mulai pukul 08.00 – 12.00 WIT. Acara akan ditutup pada sore harinya sampai dengan seluruh peserta tampil. Sedangkan malam harinya, panitia penyelengara akan mengadakan Acara penutupan di RM. Florida sekaligus penyampaian pengumuman hasil penilaian dewan juri dan penyerahan piala serta piagam penghargaan kepada seluruh peserta. Acara technical meeting diakhiri dengan pembagian seragam T Shirt dari panitia penyelenggara yang wajib dikenakan selama berlansungnya pelaksanaan fesitival ini.

OLAHRAGA Tradisional Jawa Timur Mendarat di Ternate

Penulis  :
Biasworo Adisuyanto Aka



Rombongan kontingen olahraga tradisional Jawa Timur mendarat di Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate tanggal 12 Oktober 2012 tepat pukul 14.00 WIT. Kedatangan rombongan olahraga tradisional ini dalam rangka mengikuti Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 yang diselenggarakan olah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Rombongan dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur, Drs. Kasdi, didampingi Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional, Wulan Kartika, Kepala Sub. Bagian Keuangan Dispora Provinsi Jawa Timur dan beberapa staf Bidang yang terdiri dari, Biasworo Adisuyanto Aka, Anang Birnawan, Agung.

Kali ini, Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur membawa kontingen olahraga tradisional yang berasal dari Kota Batu, dengan nama "PRING GEPRAK". Penetapan kontingen ini adalah hasil seleksi pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Jawa Timur 2011 di Kabupaten Probolinggo beberapa waktu yang lalu. "Pring Geprak" menjadi yang terbaik dalam pelaksanaan festival olahraga tradisional tersebut. Sehingga pada pelaksanaan festival olahraga tradisonal tingkat nasional tahun 2012 ini, Kota Batu berhak menjadi delegasi Jawa Timur.

"Pring Geprak" merupakan aset budaya asli Kota Batu yang telah berkembang di lingkungan masyarakat Kota Batu. Kahadiran mereka di Kota Ternate ini ingin menjadi yang terbaik dari kontingen olahraga tradisional provinsi lainnya. "Persiapan yang kami lakukan sudah cukup lama, yaitu semenjak kami terpilih menjadi yang terbaik di tingkat Jawa Timur satu tahun yang lalu di Kabupaten Probolinggo" kata Antonius Subadi, Kepala Bidang Olahraga Rekreasi Dispora Kota Batu. "Kami akan berbuat maksimal dan berharap menjadi yang terbaik, seperti teman-teman delegasi Jawa Timur terdahulu yang juga berhasil dalam event nasional ini", tambah Anton saat menunggu pengambilan bagasi peralatan olahraga tradisional di Bandara Sultan Babullah.

“Malam ini kami akan mencermati pelaksanaan technical meeting dan beberapa hal yang akan diberlakukan panitia pada saat pelaksanaan festival besok hari” kalaupun ada perubahan, perubahannya jangan terlalu tajam, “ demikian Anton menambahkan tadi siang saat meninggalkan bandara Sultan Babullah.

Sebagaimana arahan panitia, kontingen ortrad Jawa Timur langsung di jemput bus dan menuju Hotel Neraca, Jl. Pahlawan Revolusi Ternate, Maluku Utara untuk beristirahat.

Rabu, 10 Oktober 2012

KEMENPORA RI Menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012

Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber : 
Pedoman Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012 dalam rangka Penyelenggaraan SAIL MOROTAI di Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2012


Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia tetap menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara. Ketetapan ini telah dilakukan pihak Kemenpora RI melalui surat edaran Deputi Menpora Bidang Pembudayaan Olahraga tanggal 24 Agustus 2012 nomor : B.1440/MENPORA/DIII.3/8/2012. Dalam surat tersebut juga dilampirkan buku pedoman pelaksanaan sebagai acuan atau pedoman seluruh provinsi untuk mempersiapkan kontingennya sebagai peserta.

Sebagaimana tahun 2010 yang lalu di Kota Ambon, kegiatan serupa diikuti oleh 33 provinsi di seluruh Indonesia. Masing-masing provinsi menampilkan beragam budaya olahraga tradisional yang telah mereka gali di daerahnya. Melalui kegiatan festival ini, tergali beragam olahraga tradisional yang sudah terpendam cukup lama. Kekayaan budaya Indonesia terlihat pada gebyar pemuelengaraan skala nasional seperti ini.

Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Lebih dijelaskan dalam buku pedoman bahwa Festival Olahraga Tradisional ini telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 di Bandar Lampung dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas XXII). Pada tahun 2007 diputuskan untuk setiap 2 (dua) tahun sekali yaitu setiap tahun genap. Hal ini untuk member kesempatan kepada daerah untuk menggali olahraga tradisional yang benar-benar asli dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman Festival Olahraga Tradisional yang telah disampaikan kepada seluruh provinsi sejak festival pertama di Jakarta bahwa olahraga tradisional yang baru dan asli dari daerah yang diwakili.

Dikalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini olahraga tradisional sudah sangat awam bagi mereka, dan kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam olahraga tradisional ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda untuk meningkatkan jiwa cinta budaya bangsa juga dapat meningkatkan semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan menciptakan suasana ceria.

Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional tahun ini memberikan tema kegiatan “Melalui Festival Olahraga Tradisional Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa” dan dengan moto kegiatan “Satukan Perbedaan dan Tanamkan Persaudaraan”. Adapun jadwal kegiatannya sudah tertera secara jelas pada buku pedoman, bahwa acara ini akan diawali dengan kegiatan Technical Meeting pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul : 19.00 – 21.00.

Sebagaimana pelaksanaan tahun 2012 di Kota Ambon, panitia telah merencanakan agenda kegiatan Pawai Keliling Kota Ternate oleh masing-masing kontingen perwakilan provinsi sebelum pelaksanaan acara pembukaan. Acara pawai keliling ini direncanakan pada tanggal 13 Oktober 2012 pada pukul 08.00 – 09.00. Setelah itu, acara ceremonial pembukaan pada hari sabtu tanggal 13 Oktober 2012 pukul 14.30 di Lapangan Keraton Ternate (depan Kesultanan Ternate), Provinsi Maluku Utara. Kemudian selanjutnya akan digelar secara marathon pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional dari penampilan 33 provinsi sampai dengan keesokan harinya, minggu tanggal 14 Oktober 2012 di tempat yang sama.

Olahraga tradisional yang difestivalkan adalah olahraga tradisional yang belum dibakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dan belum pernah ditampilkan pada Festival Olahraga Tradisional sebelumnya dan merupakan upaya penggalian olahraga tradisional melalui pertunjukan alternative dan menarik kepada masyarakat. Penilaian pada kegiatan ini, akan tetap mengacu pada pedoman penyelenggaraan pada tahun 2002, yaitu meinitik beratkan pada permainan rakyat yang lebih mengutamakan penggunaan fisik sehingga dapat dikategorikan dalam jenis olahraga tradisional.

Unsur yang dinilai akan dititk beratkan kepada (1) mengandung unsure pendidikan (2) mengandung substansi olahraga tradisional (3) memiliki nilai gerak (4) memenuhi ketetntuan khusus. Adapun juri yang akan dilibatkan sebagai tim juri adalah berjumlah 10 orang berasal dari pusat yang telah memiliki kemampuan juri lewat pembekalan yang cukup. Dari hasil penelilaian, panitia akan memberikan penghargaan kepada para peserta, khususnya diberikan kepada (1) sepuluh peserta terpilih (2) pemberian plakat kepada seluruh peserta (3) dan pemberian piagam untuk seluruh peserta Festival.

Selamat dan semoga sukses…. Jaya Indonesia !!!!