Senin, 15 Oktober 2012

Jawa Timur Peroleh Dua Predikat Pada Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 di Ternate


Hasil penilaian Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 dibacakan saat pelaksanaan acara penutupan yang berlangsung di Rumah Makan Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan, Maluku Utara. Perwakilan Dewan Juri, Agus membacakan 10 besar terbaik dan dibacakan mulai dari urutan kesepuluh sampai urutan pertama. Jawa Timur yang manampilkan seluruh atraksinya dengan baik, mendapat peringkat ke 2 terbaik dari 24 provinsi dan juga mendapat penampilan terfaforit. Akhirnya, Jawa Timur mampu menggondol dua piala kebesaran olahraga tradisional skal nasional pada tahun 2012 ini. Posisi urutan pertama 10 terbaik diperoleh penampilan olahraga tradisional dengan judul “Bagan Kisih” dari Provinsi Lampung. Hasil perolehan prestasi ini sama pada saat Jawa Timur mengikuti Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VII tahun 2010 yang lalu di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Acara penutupan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.00 WIT di Rumah Makan Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan. Hadir dalam acara penutupan Asisten Deputi Olahraga Rekreasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Bambang Laksono, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara, dan Muspida Provinsi Maluku Utara. Acara penutupan dikemas secara sederhana namun berlangsung sangat meriah. Beberapa pesan yang disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara mewakili Gubernur Maluku Utara yang sedang berhalangan adalah ucapan selamat kepada 10 provinsi yang telah memperoleh predikat 10 besar terbaik dan jangan berkecil hati kepada provinsi yang belum mendapatkan peringkat 10 besar terbaik. Bagi yang menang jangan terlalu berbangga dan kepada yang belum mendapatkan juga jangan berkecil hati.

Selain itu, Kepala Dispora Provinsi Maluku Utara juga menyampaikan pentingnya pelaksanaan festival olahraga tradisional seperti ini untuk kepentingan pengembangan olahraga tradisional di Indonesia. “Kita harus cukup bangga, bahwa Indonesia mempunyai banyak ragam bentuk olahraga tradisional dan bercirikan khas daerah setempat,” kalau bukan kita yang memperkenalkan beragam bentuk dan jenis olahraga tradisional ini kepada dunia luar, siapa lagi”. Kata Kadispora Provinsi Maluku Utara dalam sambutannya kemarin malam.

Acara penyerahan Piala 10 besar terbaik dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara dan seluruh pejabat yang hadir juga memberikan ucapan selamat dengan jabat tangan kepada kesepuluh perwakilan dari masing-masing provinsi. Sesuatu yang luar biasa pada acara penutupan tersebut dirasakan oleh kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, yang memperoleh dua predikat kemenangan, yaitu sebagai juara II penampilan terbaik dan sebagai penampilan terfaforit. Piala penghargaan pemenang dari kontingen Jawa Timur diterima langsung oleh Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Kartika Wulan, SH, MH.

Kegembiraan kontingen dibuktikan dengan pengabadian masing-masing pemain dengan membawa piala penghargaan sebagai pemenang. Walaupun juara I terbaik belum mampu diraih kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, tetapi predikat sebagai peserta terfaforitlah yang menjadikan kekecewaan mereka terobati. Sebenarnya, kontingen Jawa Timur sangat menyesalkan hasil keputusan dewan juri  dengan memberikan predikat juara I terbaik kepada Provinsi Lampung. Karena bentuk penampilan yang diperagakan Provinsi Lampung adalah bentuk permainan olahraga tradisional kompetisi. “penampilan mereka lebih pantas untuk dilombakan dalam invitasi olahraga tradisional” kata Anton, penanggung jawab tim olahraga tradisional Jawa Timur“, ”karena bentuk olahraga tradisional yang mereka tampilkan mirip dengan permainan egrang yang sudah dibakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”, “hanya bedanya alat yang dipergunakan oleh Provinsi Lampung berkaki tiga dan memiliki faktor kesulitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan egrang”. Tambah Anton kemarin disela acara penutupan. Tetapi kontingen Jawa Timur dengan berbesar hati menerima segala keputusan dewan juri, tanpa melakukan protes dan tidakan apapun.

Jawa Timur Tampil Prima Pada Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012 di Ternate

Penulis    : BIasworo Adisuyanto Aka
Tanggal   : 13 Oktober 2012

Tim Olahraga Tradisional Jawa Timur mampu tampil prima dan memukau seluruh penonton yang memadati Lapangan Salero depan Karatonan Sultan Ternate, pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 di Ternate, Maluku Utara. Jawa Timur berada pada urutan tampil yang ke 22 (dua puluh dua) yaitu hari kedua. Sebelumnya pada hari pertama sabtu kemarin tanggal 12 Oktober 2012 menampilkan 19 provinsi, sedangkan hari ini adalah hari yang kedua dan merupakan hari terakhir pelaksanaan kegiatan. Jawa Timur mampu menunjukan performance yang sangat luar biasa. Sehingga banyak penonton yang memberikan aplos dan sambutan meriah disertai tepuk tangan, baik ditengah pertunjukan maupun sampai dengan berkahirnya penampilan. Kontingen Jawa Timur menampilkan olahraga tradisional yang berjudul “PRING GEPRAK” yang berasal dari Kota Batu.

Yang menjadikan tampilan Jawa Timur memukau, selain memang penuh dengan gerak yang atraktif tetapi unsur di dalamnya sangat memenuhi persyaratan ketentuan sebagai olahraga tradisional. Di dalamnya mengandung substansi pendidikan, substansi tradiisonal yang digali dari budaya asli Kota Batu, memiliki nilai seni yang beragam, penguasaan lapangan, dan memenuhi kaidah waktu yang sangat tepat.

Substansi pendidikan dapat ditinjau dari sudut pandang memiliki aktivitas fisik yang tinggi berupa kaya akan gerak olahraga dan tampak sinergi. Selain itu, dalam unsur pendidikan ini juga terlihat pada “Pring Geprak” memiliki keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan mental, kebanggaan, sportif dan kerjasama, keberanian, daya juang, kompetitif melawan diri sendiri. Substansi Nilai gerak yang dapat dilihat dari tim olahraga tradisional “Pring Geprak” adalah memiliki keserasian tampilan gerak, kostim, musik pengiring, asesoris. Juga di dalamnya mengandung unsur keindahan serta menimbulkan kegembiraan dan perhatian.

Tim olahraga tradisional “Pring Geprak” dengan corak kostum penampilan tanpa menggunakan pakaian atas, celana komprang warna hitam, tetapi ada sebuah tali warna warni menyilang di depan dada hingga punggung dari masing-masing pemain, memasuki arena festival dengan iringan musik khas Kota Batu. Dari awal penampilan, hampir seluruh penonton sempat terpukau karena atraksi demi atraksi saling berkesinambungan tanpa terhenti. Jumlah keseluruhan tim olahraga tradisional “Pring Gerprak” sebanyak 15 orang, yang terdiri dai 8 (delapan) pemain, 6 (enam) pemusik, dan 1 (satu) orang pembaca narasi.

Tinjauan isi cerita dari narasi yang dibacakan, kita dapat menyelami bahwa olahraga tradisional ini muncul dari Dusun “Songgoriti” Kota Batu Jawa Timur, yang diangkat dari sebuah hajatan besar masyarakat Songgoriti, yaitu berupa sedekah bumi. Perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta, yang telah menciptakan Bumi yang dapat memberikan kesejahteraan lewat hasil panen dan mencukupi hidup bagi masyarakat Songgoriti Kota Batu Jawa Timur.

Gambaran secara utuh semua cerita tidak lepas dari penggunaan bambu. Oleh sebab itu, judul dari olahraga tradisional ini “Pring Geprak” yang mempunyai arti “Pring” berarti Bambu. Bambu dalam bahasa Jawa adalah deling, yang dimaknai sebagai “Kendel Eling” (berani tetapi selalu ingat/kontrol diri). Khususnya bagi masyarakat Songgoriti Kota Batu  Jawa Timur. Sedangkan “Geprak” diambil dari terdengarnya bunyi beradunya bambu dengan bambu. Makna yang lain dari “Geprak” bahwa sejarah kejayaan Malang Raya termasuk Kota Batu yang juga merupakan bagian wilayah yang tidak terpisahkan. Pada abad IX, Empu Sendok sebagai pimpinan, Saronenatau tetabuhan berupa tambur dan bambu yang dipukul, berirama secara rampak dapat digunakan sebagai sarana mengusir hama tanaman.

Atraksi yang dilakukan Tim Olahraga Trdisional “Pring Geprak” Jawa Timur memang luar biasa, mulai dari awal seluruh pemain menunjukan permainan yang maksimal, babak demi babak dapat mereka selesaikan dengan baik. Saat memperagakan gerakan gemuruh akibat goncangan bumi dan menghalau hama tanaman, mereka lakukan dalam bentuk gerakan lari sambil membawa bambu yang mereka putar-putar di atas kepala. Saat melakukan gerakan  bambu disini terlihat olah fisik yang sangat luar biasa. Kemudian ada atraksi perkelahian yang mereka gambarkan melalui adu fisik dengan menggunakan bambu, juga menimbulkan tontonan yang sangat mengasikan. Bahkan mereka dengan berani melakukan gerakan berputar di udara (salto) dari atas bambu yang sedang dipanggul. Adegan ini juga yang menimbulkan banyak penonton terkesima, dan diakhiri dengan gerakan piramid ke atas sampai susun tiga.

Narator, Winarto, S.Sn membacakan narasi “Pring Geprak” dengan lantang dan mengalun-alun seirama dengan gerak serta formasi perubahan pemain. Pengaturan nada irama dan hentakan saat membaca narasi, menjadikan seluruh permainan hidup dan mampu memukau seluruh penonton. Aplos tepuk tangan dari penonton secara terus menerus menjadikan suasana semakin meriah dan heboh. Sebagai seorang narator tentunya tidak mudah, penguasaan materi secara keseluruhan menjadikan dasar seorang narator mampu membacakan semua bentuk cerita secara baik.

Semua atraksi “Pring Geprak” mengandung unsur motorik gerak kurang lebih sebanyak 7 (tujuh) bagian kaidah kebugaran. Unsur speed (kecepatan) mereka lakukan saat peraga lari dengan kecepatan di keliling arena, unsur endurance (daya tahan) saat mereka melakukan gerak dari awal sampai dengan akhir dilakukan tanpa berhenti, unsur strengh (kekuatan) saat melakukan gerakan topang bambu dan ada peraga di atas membentuk tumpeng, unsur power (daya ledak) di tunjukan saat mereka melakukan atraksi beradunya bambu, balance (keseimbangan) gerakan ini juga teraktualisasikan secara sinergi saat mereka melakukan gerakan bertumpuk di atas, flexibility (kelentukan) diaktualisasikan juga berupa gerakan rol depan, salto dan meroda, coordination (koordinasi) dimana untuk mendapatkan harmonisasi dan rangkaian gerakan antara satu dengan yang lainnya melalui koordinasi tersebut.


Pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012 Sangat Meriah di Ternate


Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara dibuka secara resmi tanggal 13 Oktober 2012 pukul 09.00 WIT di Lapangan Kesultanan Ternate. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Drs. H. A. Madjid Husen, MM mewakili Gubernur Provinsi Maluku Utara yang tidak dapat hadir. Kegiatan skala nasional ini hingga pelaksanaan acara pembukaan berlangsung baru dihadiri 24 provinsi. Namun demikian, kemeriahan acara dan semangat semua kontingen untuk menyukseskan acara Festival Olahraga Tradisional ini terlihat dengan jelas, terutama saat berlangsungnya defile kontingen. Masing-masing provinsi dengan antribut yang bercirikan daerahnya melangkah dengan tertib dan menunjukan semangat.

Tidak sebagaimana biasanya, Lapangan Sultan Ternate sabtu pagi tanggal 13 Oktober 2012 pukul 08.00 WIT sudah dipadati dengan peserta upacara pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII. Pasukan drumband, petugas Paskibraka dan beberapa kontingen dari beberapa provinsi sudah bersiap diri mengikuti acara pembukaan, yang  dimulai tepat pukul 09.00 WIT. Pejabat yang hadir dalam acara pembukaan ini, selain dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Dewan Juri, hadir pula pejabat daerah Provinsi dan Walikota Ternate beserta pejatab di lingkungan Pemerintahan Kota Ternate.

Acara demi acara berlangsung dengan baik, mulai dari defile kontingen, atraksi tarian Soya-soya dari siswa siswi SMP di Kota Ternate (tari soya soya ini pada tahun 2011 mampu memecahkan muri dengan menampilkan 10.000 siswa-siswi Kota Ternate), laporan ketua penyelenggara, sambutan selamat datang dari Walikota Ternate, sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga RI, sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, sampai denga acara akhir acara yaitu berdoa. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan fesival olahraga tradisional.

Dalam penyampaian laporan ketua panitia penyelenggara, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Djafar Umar menekankan ucapan terima kasih atas kepercayaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk melaksanakan kegiatan berskala nasional. “Kami dan seluruh masyarakat Maluku Utara, khususnya masyarakat Kota Ternate, menyampaikan terima kasih atas pemberian kepercayaan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan ini secara baik,” dan kami juga siap menjadi tuan rumah yang baik. Selain itu, Djafar Umar juga menyampaikan latar belakang terlaksananya kegiatan ini, tujuan pelaksanaan, serta permohonan maaf bila dalam pelayanan, penyediaan transport dan akomodasi kurang memenuhi selera seluruh peserta.

H. Burhan Abdurahman
Walikota Ternate
Begitupula dengan sambutan selamat datang dari Walikota Ternate, H. Burhan Abdurahman, yang pada intinya juga menyampaikan selamat datang kepada seluruh kontingen yang telah hadir di Bumi Ternate. “kami akan memberikan yang terbaik kepada seluruh kontingen, mulai dari pelayanan pelaksanaan, transportasi, dan akomodasi” Kata Burhan Abdurahman. Beliau juga menambahkan dalam sambutannya bahwa pelaksanaan festival ini sangat penting sebagai upaya penggalian aset budaya bangsa yang sudah lama terpendam. Dengan berlangsungnya acara festival ini secara terus menerus, akan berdampak positif lahirnya kembali budaya dan kekayaan bangsa.

Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, yang disampaikan oleh Asisten Deputi Urusan Olahraga Kementerian Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Alwi Segaf memberikan penekanan atas berlangsungnya pelaksanaan festival olahraga tradisional ini, yaitu bahwa kegiatan ini sebenarnya dilaksanakan bersamaan dengan acara SAIL MONTOIR tetapi karena ada sesuatu hal, maka kegiatan festival ini dilaksanakan satu minggu setelahnya. Dengan kegiatan ini juga diharapkan Kota Ternate menjadi pioneer dan menjadi yang pertama menerima warisan dunia, khususnya dalam pengembangan olahraga tradisional. Bila olahraga tradisional ini sudah merambah dan menjadi kesenangan masyarakat akan menumbuhkan semangat membangun bangsa, mampu menghilangkan kesenangan tawuran diantara remaja, memunculkan potensi masing-masing provinsi, menjadikan dan menumbuhkan nuansa hiburan, mempertahankan NKRI, terhindar dari Narkoba, sekaligus yang terpenting adalah dapat mempromosikan Provinsi Maluku Utara kepada seluruh masyarakat.

Drs. H. Madjid Husen, MM
Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Drs. H. Madjid Husen, MM dengan pemukulan tabuh kecil dan pelepasan balon udara. Namun sebelum acara dibuka, beliau menbacakan terlebih dahulu sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, yang intinya adalah penyampaian selamat atas berlangsungnya kegiatan ini dan semoga dapat berlangsung dan menghasilkan prestasi dengan baik. Ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang telah hadir di Kota Ternate, juga menyampaikan latar belakang diselenggarakannya festival ini, yaitu bahwa Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Festival Olahraga Tradisional ini telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 di Bandar Lampung dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas XXII). Pada tahun 2007 diputuskan untuk setiap 2 (dua) tahun sekali yaitu setiap tahun genap. Hal ini untuk member kesempatan kepada daerah untuk menggali olahraga tradisional yang benar-benar asli dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman Festival Olahraga Tradisional yang telah disampaikan kepada seluruh provinsi sejak festival pertama di Jakarta bahwa olahraga tradisional yang baru dan asli dari daerah yang diwakili.

Dikalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini olahraga tradisional sudah sangat awam bagi mereka, dan kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam olahraga tradisional ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda untuk meningkatkan jiwa cinta budaya bangsa juga dapat meningkatkan semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan menciptakan suasana ceria.

Sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia atas kepercayaannya untuk menyelengarakan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 ini di Ternate. “Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan ini, tetapi kami akan berbuat semaksimal mungkin, khususnya dalam pelayanan, transportasi, dan publikasi.”
  
Setelah usai membacakan sambutan Gubernur Provinsi Maluku Utara, Drs. H. A. Madjid Husen, MM didampingi Asisten Deputi Urusan Olahraga Kementerian Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Alwi Segaf dan Walikota Ternate, Drs. H. Djafar Umar membuka secara resmi dengan melakukan pemukulan tabuh kecil berulang-ulang secara bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tali balon udara oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara.

Jumat, 12 Oktober 2012

Technical Meeting Festival Olahraga Tradisional di Ternate Berjalan Mulus


Penulis : Biasworo Adisuyanto Aka
Jum’at, tanggal 12 Oktober 2012

Bambang Laksono Pimpin Technical Meeting
Technical meeting Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara berjalan mulus tanpa diwarnai dengan berbagai perdebatan. Usulan dan penyampaian prinsip sesuai denga aturan memang tetap ada, tetapi dilontarkan secara baik oleh peserta dan tanggapan dari provinsi lainpun dapat dipahami untuk kebersamaan. Berbeda dengan pelaksanaan technical meeting kegiatan serupa tahun-tahun sebelumnya selalu diwarnai dengan perdebatan yang panjang, satu peserta dengan peserta lainnya saling ingin mempertahankan prinsip dari sudut kebenarannya. Kali ini, panitia mampu menghantar dan memberikan penjelasan secara baik kepada peserta, sehingga jalannya pelaksanaan technical meeting dapat selesaikan secara baik. Technical meeting dilaksanakan tanggal 12 Oktober 2012 pukul : 19.30 – 22.30 di Ruang pertemuan Hotel Corner Palace, Jl. Gelora Keiraha, Stadion Ternate Maluku Utara.

Acara dibuka secara langsung oleh Asisten Deputi Pemberdayaan Olahraga Rekreasi, Bambang Laksono dan didampingi Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Tradisional, Alredo Dokarmo, serta Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara. Sementara, belum secara lengkap 33 provinsi hadir pada malam gari itu. Hanya berjumlah 22 provinsi yang hadir dan mengikuti acara technical meeting tersebut. Sedangkan, 11 provinsi lainnya dinyatakan sedang dalam perjalanan yang dimungkinkan keesokan harinya akan tiba di Ternate.

Dalam sambutannya, Bambang Laksono menyampaikan bahwa olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Keinginan Kementerian Pemudan dan Olahraga Republik Indnesia, agar olahraga tradisional ini tetap tumbuh dan berkembang secara baik, dan bahkan kaum muda dan remaja mau turut mengembangkan olahraga tradisional ini secara baik. Satu-satunya jalan tentunya juga harus secara terus menerus kegiatan fesitival seperti ini dilaksanakan. Oleh sebab itu, fesitival olahraga tradisional mari kita bangun bersama, dan mencoba untuk bersama-sama membangkitkan tidak hanya dikalangan kaum muda, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Bambang Laksono juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional tahun ini sedikit agak berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Dana dekonsentrasi yang selama ini diserahkan sepenuhnya dan dikelola provinsi, tetapi untuk tahun 2012 ini tetap berada di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sedangkan daerah akan diberlakukan penggantian tiket pesawat pulang pergi dari daerah asal. “Adanya perbedaan ini tidak menjadikan semangat untuk tetap membesarkan olahraga tradisional kita di Indonesia ini menjadi menurun” tambah Bambang disela sambutannya.

Penyampaian ucapan terima kasih juga disampaikan Bambang Laksono kepada tuan rumah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara atas dukungan tempat dan bantuan penyelenggaraan kegiatan ini secara baik. “Dengan adanya kerjasama yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara” ucap Bambang tadi malam. Dan kepada seluruh peserta juga berpesan bahwa dalam pelaksanaan technical meeting ini hendaknya dilakukan dengan pikiran dingin. Menyatukan keinginan bersama bahwa pelaksanaan festival ini adalah untuk menciptakan persaudaraan. Perbedaan pendapat dapat diselesaikan secara baik dan santun.

Seluruh dewan juri juga turut hadir dalam pelaksanaan technical meeting tersebut. Hadir ditengah para peserta adalah Prof. Dr. Andun Sundiandoko, M.Kes dan Isnu sebagai juri senior. Pembahasan technis dipimpin langsung Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Tradisional Kemenpora RI, Alfredo beserta seluruh juri sebagai penengah dan memberikan penjabaran tentang peraturan yang diberlakukan pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 besok pagi.

Pelaksanaan technical meeting berjalan dengan baik, setelah disampaikan secara tehnis oleh dewan juri maka acara berakhir dengan penetapan urutan tampil untuk esok hari. Adapun urutan yang dihasilkan adalah sebagai berikut : (1) Sulawesi Tenggara (2) Provinsi Riau (3) Sulawesi Selatan (4) Maluku (5) Kalimantan Barat (6) Jawa Tengah (7) Kalimantan Timur (8) Papua (9) Banten (10) Lampung (11) Sumatera Selatan (12) Nusa Tenggara Timur (13) Maluku Utara (14) Jambi (15) Bangka Belitung (16) Sulawesi Barat (17) Bali (18) Gorontalo (19) Aceh (20) Jawa Barat (21) Jawa Timur (22) Kalimantan Tengah. Sedangkan provinsi lain yang belum hadir akan ditentukan kemudian setelah ada kepastian.

Juga sekaligus ditetukan waktu penampilan disesuaikan dengan urutan tampil. Untuk urutan 1 – 7 akan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2012 mulai pukul 10.30 – 12.00 WIT, dan nomor urut peserta 8 – 19 akan tampil mulai pukul 13.00 – 17.00 WIT. Sedangkan nomor selanjutnya akan dilaksakanakan pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 mulai pukul 08.00 – 12.00 WIT. Acara akan ditutup pada sore harinya sampai dengan seluruh peserta tampil. Sedangkan malam harinya, panitia penyelengara akan mengadakan Acara penutupan di RM. Florida sekaligus penyampaian pengumuman hasil penilaian dewan juri dan penyerahan piala serta piagam penghargaan kepada seluruh peserta. Acara technical meeting diakhiri dengan pembagian seragam T Shirt dari panitia penyelenggara yang wajib dikenakan selama berlansungnya pelaksanaan fesitival ini.

OLAHRAGA Tradisional Jawa Timur Mendarat di Ternate

Penulis  :
Biasworo Adisuyanto Aka



Rombongan kontingen olahraga tradisional Jawa Timur mendarat di Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate tanggal 12 Oktober 2012 tepat pukul 14.00 WIT. Kedatangan rombongan olahraga tradisional ini dalam rangka mengikuti Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 yang diselenggarakan olah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Rombongan dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur, Drs. Kasdi, didampingi Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional, Wulan Kartika, Kepala Sub. Bagian Keuangan Dispora Provinsi Jawa Timur dan beberapa staf Bidang yang terdiri dari, Biasworo Adisuyanto Aka, Anang Birnawan, Agung.

Kali ini, Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur membawa kontingen olahraga tradisional yang berasal dari Kota Batu, dengan nama "PRING GEPRAK". Penetapan kontingen ini adalah hasil seleksi pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Jawa Timur 2011 di Kabupaten Probolinggo beberapa waktu yang lalu. "Pring Geprak" menjadi yang terbaik dalam pelaksanaan festival olahraga tradisional tersebut. Sehingga pada pelaksanaan festival olahraga tradisonal tingkat nasional tahun 2012 ini, Kota Batu berhak menjadi delegasi Jawa Timur.

"Pring Geprak" merupakan aset budaya asli Kota Batu yang telah berkembang di lingkungan masyarakat Kota Batu. Kahadiran mereka di Kota Ternate ini ingin menjadi yang terbaik dari kontingen olahraga tradisional provinsi lainnya. "Persiapan yang kami lakukan sudah cukup lama, yaitu semenjak kami terpilih menjadi yang terbaik di tingkat Jawa Timur satu tahun yang lalu di Kabupaten Probolinggo" kata Antonius Subadi, Kepala Bidang Olahraga Rekreasi Dispora Kota Batu. "Kami akan berbuat maksimal dan berharap menjadi yang terbaik, seperti teman-teman delegasi Jawa Timur terdahulu yang juga berhasil dalam event nasional ini", tambah Anton saat menunggu pengambilan bagasi peralatan olahraga tradisional di Bandara Sultan Babullah.

“Malam ini kami akan mencermati pelaksanaan technical meeting dan beberapa hal yang akan diberlakukan panitia pada saat pelaksanaan festival besok hari” kalaupun ada perubahan, perubahannya jangan terlalu tajam, “ demikian Anton menambahkan tadi siang saat meninggalkan bandara Sultan Babullah.

Sebagaimana arahan panitia, kontingen ortrad Jawa Timur langsung di jemput bus dan menuju Hotel Neraca, Jl. Pahlawan Revolusi Ternate, Maluku Utara untuk beristirahat.

Rabu, 10 Oktober 2012

KEMENPORA RI Menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012

Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber : 
Pedoman Pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012 dalam rangka Penyelenggaraan SAIL MOROTAI di Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2012


Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia tetap menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 di Ternate, Provinsi Maluku Utara. Ketetapan ini telah dilakukan pihak Kemenpora RI melalui surat edaran Deputi Menpora Bidang Pembudayaan Olahraga tanggal 24 Agustus 2012 nomor : B.1440/MENPORA/DIII.3/8/2012. Dalam surat tersebut juga dilampirkan buku pedoman pelaksanaan sebagai acuan atau pedoman seluruh provinsi untuk mempersiapkan kontingennya sebagai peserta.

Sebagaimana tahun 2010 yang lalu di Kota Ambon, kegiatan serupa diikuti oleh 33 provinsi di seluruh Indonesia. Masing-masing provinsi menampilkan beragam budaya olahraga tradisional yang telah mereka gali di daerahnya. Melalui kegiatan festival ini, tergali beragam olahraga tradisional yang sudah terpendam cukup lama. Kekayaan budaya Indonesia terlihat pada gebyar pemuelengaraan skala nasional seperti ini.

Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Lebih dijelaskan dalam buku pedoman bahwa Festival Olahraga Tradisional ini telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 di Bandar Lampung dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas XXII). Pada tahun 2007 diputuskan untuk setiap 2 (dua) tahun sekali yaitu setiap tahun genap. Hal ini untuk member kesempatan kepada daerah untuk menggali olahraga tradisional yang benar-benar asli dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman Festival Olahraga Tradisional yang telah disampaikan kepada seluruh provinsi sejak festival pertama di Jakarta bahwa olahraga tradisional yang baru dan asli dari daerah yang diwakili.

Dikalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini olahraga tradisional sudah sangat awam bagi mereka, dan kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam olahraga tradisional ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda untuk meningkatkan jiwa cinta budaya bangsa juga dapat meningkatkan semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan menciptakan suasana ceria.

Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI pada pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional tahun ini memberikan tema kegiatan “Melalui Festival Olahraga Tradisional Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa” dan dengan moto kegiatan “Satukan Perbedaan dan Tanamkan Persaudaraan”. Adapun jadwal kegiatannya sudah tertera secara jelas pada buku pedoman, bahwa acara ini akan diawali dengan kegiatan Technical Meeting pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul : 19.00 – 21.00.

Sebagaimana pelaksanaan tahun 2012 di Kota Ambon, panitia telah merencanakan agenda kegiatan Pawai Keliling Kota Ternate oleh masing-masing kontingen perwakilan provinsi sebelum pelaksanaan acara pembukaan. Acara pawai keliling ini direncanakan pada tanggal 13 Oktober 2012 pada pukul 08.00 – 09.00. Setelah itu, acara ceremonial pembukaan pada hari sabtu tanggal 13 Oktober 2012 pukul 14.30 di Lapangan Keraton Ternate (depan Kesultanan Ternate), Provinsi Maluku Utara. Kemudian selanjutnya akan digelar secara marathon pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional dari penampilan 33 provinsi sampai dengan keesokan harinya, minggu tanggal 14 Oktober 2012 di tempat yang sama.

Olahraga tradisional yang difestivalkan adalah olahraga tradisional yang belum dibakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dan belum pernah ditampilkan pada Festival Olahraga Tradisional sebelumnya dan merupakan upaya penggalian olahraga tradisional melalui pertunjukan alternative dan menarik kepada masyarakat. Penilaian pada kegiatan ini, akan tetap mengacu pada pedoman penyelenggaraan pada tahun 2002, yaitu meinitik beratkan pada permainan rakyat yang lebih mengutamakan penggunaan fisik sehingga dapat dikategorikan dalam jenis olahraga tradisional.

Unsur yang dinilai akan dititk beratkan kepada (1) mengandung unsure pendidikan (2) mengandung substansi olahraga tradisional (3) memiliki nilai gerak (4) memenuhi ketetntuan khusus. Adapun juri yang akan dilibatkan sebagai tim juri adalah berjumlah 10 orang berasal dari pusat yang telah memiliki kemampuan juri lewat pembekalan yang cukup. Dari hasil penelilaian, panitia akan memberikan penghargaan kepada para peserta, khususnya diberikan kepada (1) sepuluh peserta terpilih (2) pemberian plakat kepada seluruh peserta (3) dan pemberian piagam untuk seluruh peserta Festival.

Selamat dan semoga sukses…. Jaya Indonesia !!!!

Selasa, 02 Oktober 2012

JATIM Pastikan Ikut Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII 2012


Jawa Timur sudah memastikan akan mengirimkan tim olahraga tradisionalnya ke Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII tahun 2012 yang akan berlangsung tanggal 12 – 15 Oktober 2012 di Ternate, Maluku Utara. Jumlah personil yang akan diterjunkan dalam laga olahraga tradisional nasional tersebut sebanyak 15 orang sebagaimana jumlah yang telah ditetapkan oleh panitia pusat. Kelima belas personil tersebut, berasal dari satu kelompok olahraga tradisional yang dibina secara langsung oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Batu.

Kepastian pengiriman tim olahraga tradisional ke tingkat nasional ini adalah setelah ada kepastian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia melalui surat edaran Deputi Menpora Bidang Pembudayaan Olahraga tanggal 24 Agustus 2012 nomor : B.1440/MENPORA/DIII.3/8/2012 perihal pemberitahuan penyeleng-garaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 di Ternate, Maluku Utara, kata Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional Dispora Provinsi Jawa Timur diruang kerjanya kemarin.

Dengan mempertimbangkan hasil pelaksanaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Daerah Jawa Timur tahun 2011 yang lalu, Tim Olahraga Tradisional “PRING KEPRAK” berhak menjadi duta Jawa Timur dalam laga Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional VIII tahun 2012 mendatang di Ternate, Maluku Utara. Ketika itu, tambah Wulan “Tim hasil binaan Dispora Kota Batu ini mampu menampilkan yang terbaik dan mengalahkan tim olahraga tradisional lainnya”, dengan demikian kami sangat berharap, melalui Tim “Pring Keprak” dari Kota Batu ini mampu berpenampilan terbaik di tingkat nasional mendatang.

“Pring Keprak” merupakan gambaran budaya olahraga tradisional yang berlangsung setiap tahun sebagai penghalau bencana, khususnya hasil bumi yaitu dengan melakukan sedekah bumi yang dilakukan secara simbolis berupa tumpeng gunungan yang digelar di Songgoriti Kota Batu”, kata penanggung jawab tim olahraga tradisional Kota Batu, Anton saat usai melatih timnya di Kota Batu.

Ketika ditanya, mengapa judul olahraga tradisional dari Kota Batu yang akan ditemapilkan nanti di tingkat nasional tersebut dengan judul “Pring Keprak”, dia mengatakan bahwa dari seluruh adegan yang ditampilkan mulai dari awal sampai denga  akhir menggunakan bambu, dan di Kota Batu disebut dengan “pring” sedangkan “keprak” adalah bunyi yang dihasilkan dari benturan antara bambu dengan bambu yang digunakan dalam permainan olahraga tradisional tersebut.