Hasil
penilaian Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke VIII Tahun 2012
dibacakan saat pelaksanaan acara penutupan yang berlangsung di Rumah Makan
Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan, Maluku Utara.
Perwakilan Dewan Juri, Agus membacakan 10 besar terbaik dan dibacakan mulai
dari urutan kesepuluh sampai urutan pertama. Jawa Timur yang manampilkan
seluruh atraksinya dengan baik, mendapat peringkat ke 2 terbaik dari 24
provinsi dan juga mendapat penampilan terfaforit. Akhirnya, Jawa Timur mampu
menggondol dua piala kebesaran olahraga tradisional skal nasional pada tahun
2012 ini. Posisi urutan pertama 10 terbaik diperoleh penampilan olahraga
tradisional dengan judul “Bagan Kisih” dari Provinsi Lampung. Hasil perolehan
prestasi ini sama pada saat Jawa Timur mengikuti Festival Olahraga Tradisional
Tingkat Nasional ke VII tahun 2010 yang lalu di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Acara
penutupan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.00 WIT di Rumah Makan
Florida, Jl. Ngede Ternate Selatan. Hadir dalam acara penutupan Asisten Deputi Olahraga
Rekreasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Bambang Laksono, Kepala Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara, dan Muspida Provinsi Maluku Utara.
Acara penutupan dikemas secara sederhana namun berlangsung sangat meriah.
Beberapa pesan yang disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara
mewakili Gubernur Maluku Utara yang sedang berhalangan adalah ucapan selamat
kepada 10 provinsi yang telah memperoleh predikat 10 besar terbaik dan jangan
berkecil hati kepada provinsi yang belum mendapatkan peringkat 10 besar terbaik.
Bagi yang menang jangan terlalu berbangga dan kepada yang belum mendapatkan
juga jangan berkecil hati.
Selain
itu, Kepala Dispora Provinsi Maluku Utara juga menyampaikan pentingnya pelaksanaan
festival olahraga tradisional seperti ini untuk kepentingan pengembangan
olahraga tradisional di Indonesia. “Kita harus cukup bangga, bahwa Indonesia
mempunyai banyak ragam bentuk olahraga tradisional dan bercirikan khas daerah
setempat,” kalau bukan kita yang memperkenalkan beragam bentuk dan jenis
olahraga tradisional ini kepada dunia luar, siapa lagi”. Kata Kadispora
Provinsi Maluku Utara dalam sambutannya kemarin malam.
Acara
penyerahan Piala 10 besar terbaik dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Maluku Utara dan seluruh pejabat yang hadir juga memberikan
ucapan selamat dengan jabat tangan kepada kesepuluh perwakilan dari
masing-masing provinsi. Sesuatu yang luar biasa pada acara penutupan tersebut dirasakan
oleh kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, yang memperoleh dua predikat
kemenangan, yaitu sebagai juara II penampilan terbaik dan sebagai penampilan
terfaforit. Piala penghargaan pemenang dari kontingen Jawa Timur diterima
langsung oleh Kepala Seksi Pengembangan dan Pelestarian Olahraga Tradisional
Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Kartika Wulan, SH,
MH.
Kegembiraan
kontingen dibuktikan dengan pengabadian masing-masing pemain dengan membawa
piala penghargaan sebagai pemenang. Walaupun juara I terbaik belum mampu diraih
kontingen olahraga tradisional Jawa Timur, tetapi predikat sebagai peserta terfaforitlah
yang menjadikan kekecewaan mereka terobati. Sebenarnya, kontingen Jawa Timur
sangat menyesalkan hasil keputusan dewan juri dengan memberikan predikat juara I terbaik
kepada Provinsi Lampung. Karena bentuk penampilan yang diperagakan Provinsi
Lampung adalah bentuk permainan olahraga tradisional kompetisi. “penampilan
mereka lebih pantas untuk dilombakan dalam invitasi olahraga tradisional” kata
Anton, penanggung jawab tim olahraga tradisional Jawa Timur“, ”karena bentuk
olahraga tradisional yang mereka tampilkan mirip dengan permainan egrang yang
sudah dibakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”, “hanya
bedanya alat yang dipergunakan oleh Provinsi Lampung berkaki tiga dan memiliki
faktor kesulitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan egrang”. Tambah Anton
kemarin disela acara penutupan. Tetapi kontingen Jawa Timur dengan berbesar
hati menerima segala keputusan dewan juri, tanpa melakukan protes dan tidakan
apapun.