Rabu, 22 Agustus 2012

BAMBOO GILA, Ambon


Penulis : Biasworo Adisuyanto Aka
Atraksi ini ditulis pada saat acara pembukaan 
Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional tahun 2010 di Ambon, Maluku Utara 

Bamboo Gila merupakan atraksi permainan olahraga tradisional asli rakyat Ambon, Maluku. Bamboo Gila merupakan pertunjukan olahraga tradisional yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Kota Ambon, bahkan hampir seluruh masyarakat Maluku mengenal jenis olahraga tradisional ini.

Jumlah personil dalam permainan olahraga tradisional Kota Ambon ini adalah sebanyak 11 orang. Tujuh orang sebagai pemegang dan pengendali kegilaannya bamboo. Sementara tiga orang lainnya berperan sebagai pembaca do’a dan memberikan menyan kepada bamboo tersebut, sedangkan satu orang berikutnya terlihat membawa tabuh  di tangan kiri dan pukul tabuh di tangan kanannya, sambil mengamati dari kejauhan.


Permainan bamboo gila sangat kental dengan unsur mistik. Karena dalam pelaksanaannya, sepotong bamboo inilah yang memegang peran sangat besar. Adapun ketujuh orang yang membawa bamboo dengan cara menghimpit diantara kedua lengan mereka, fungsinya hanya untuk mengendalikan bamboo. Semula, bamboo ini tidak memiliki kekuatan sama sekali. Namun dengan bacaan do’a-do’a dan memberikan kemenyan oleh tiga orang kepada bamboo tersebut, sedikit demi sedikit bamboo tersebut bergerak kuat kesegala arah.

Ketujuh orang yang menghimpit bamboo tersebut dengan kedua lengannya berusaha mengendalikan arah kemauan bamboo yang semakin lama semakin kuat bergerak tidak terkendali.

Permainan ini tidak sekedar terlihat menarik untuk ditonton, tetapi juga sangat menakutkan. Penonton yang semula berani melihat secara dekat, semakin menjauh dan merasa khawatir dengan amukan bamboo tersebut yang semakin menggila. Namun demikian, tujuh orang yang memegang bamboo tersebut berupaya sekuat tenaga berupaya mengendalikan amukan bamboo tersebut agar tidak mengarah kepada kepenonton.

Pertunjukan ini semakin lama semakin menakutkan seluruh pengunjung yang berada disekitarnya. Apalagi bamboo tersebut secara terus menerus diberi semacam jampi-jampi dan asap kemenyan. Bamboo tersebut semakin sulit dikendalikan.

Namun ketujuh orang sebagai pengendali bamboo tidak mau menyerah begitu saja. Dengan upaya maksimal, ketujuh orang tersebut berupaya menahan dengan sekuat tenaga bahkan beberapa orang dari ketujuh orang tersebut sampai terjatuh dan terlihat hampir tidak kuat mengendalikan amukan bamboo gila tersebut.


Ketika terlihat kekuatan dari ketujuh orang pengendali tersebut semakin melemah. Ketiga orang pembawa kemenyan berupaya mengakhiri kekuatan bamboo tersebut dengan bacaan jampi dan mengakhiri pemberian kemenyan kepada bamboo tersebut. Pada akhirnya, pertunjukan bamboo gila ini diakhiri dengan tersungkurnya ketujuh orang pengendali bamboo tersebut ke tanah secara bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar